Indonesia mengalami capital outflow asing sebesar Rp 1,74 triliun pada Januari 2021. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran investor terhadap situasi pandemi COVID-19 di Indonesia. Bank Indonesia mencatat bahwa capital outflow terjadi di sektor saham dan obligasi. Namun, BI menegaskan bahwa perekonomian Indonesia masih stabil dan menarik bagi investor. Pemerintah terus berupaya meningkatkan investasi dan memperbaiki situasi pandemi untuk menarik kembali investor.
IndoPulsa.Co.id – Capital Outflow Asing Rp 1,74 Triliun dari RI
Blog Indo Pulsa – Bank Indonesia (BI) mencatat arus keluar modal asing atau capital outflow dari Indonesia sebesar Rp 1,74 triliun pada pekan kelima Mei 2023.
Berdasarkan data transaksi yang dihimpun Bank Indonesia (BI) periode 29 Mei 2023 hingga 30 Mei 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik menjual bersih Rp 1,74 triliun.
“Terdiri dari jual neto di pasar SBN (Surat Berharga Negara) Rp 2,21 triliun dan beli neto di pasar saham Rp 0,47 triliun,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Kamis 1 Juni 2023. .
Sementara itu, premi risiko investasi credit default swap (CDS) 5 tahun turun menjadi 84,00 basis poin pada 30 Mei 2023 dari 88,34 basis poin pada 26 Mei 2023.
Dengan demikian, sepanjang tahun 2023, berdasarkan data setelmen hingga 30 Mei 2023, nonresiden akan membeli neto di pasar SBN Rp67,79 triliun dan net beli di pasar saham Rp16,29 triliun.
Selain itu, BI juga melaporkan perkembangan nilai tukar pada 29 Mei hingga 31 Mei 2023. Nilai tukar mata uang tercatat setiap Selasa (30/5), rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.980 per dolar AS. . , dan dibuka pada level (tawaran). ) Rp14.980 per dolar AS pada Rabu (31/5).
Kemudian, yield SBN (Surat Berharga Negara) tenor 10 tahun stabil di 6,38% pada Selasa (30/5) turun menjadi 6,37% pada Rabu (31/5).
Sementara itu, indeks dolar (DXY) menguat menjadi 104,45 dan imbal hasil UST (US Treasury) 10 tahun turun menjadi 3,735%.
Dalam beberapa bulan terakhir, Indonesia mengalami capital outflow asing senilai Rp 1,74 triliun. Hal ini disebabkan oleh faktor global seperti kenaikan suku bunga Amerika Serikat dan perang dagang antara AS dan China. Namun, bukan berarti Indonesia tidak menarik bagi investor. Masih banyak kesempatan investasi yang menjanjikan di Indonesia. Cek https://www.indopulsa.co.id untuk informasi lebih lanjut.