Bank Sentral Filipina telah beradaptasi dengan baik dalam menghadapi krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19. Mereka telah meluncurkan program stimulus dengan menyediakan likuiditas bagi perbankan dan memberikan keringanan pinjaman kepada sektor korporasi. Selain itu, Bank Sentral Filipina juga melakukan penyesuaian kebijakan suku bunga dan mengurangi persyaratan cadangan bank. Semua ini dilakukan untuk mendukung pemulihan ekonomi Filipina dan menjaga stabilitas moneter.
IndoPulsa.Co.id – Bank Sentral Filipina Beradaptasi terhadap Krisis
Bali – Gubernur Bank Negara Filipina (BSP) Felipe M. Medalla menyampaikan pentingnya adaptasi di masa krisis untuk mencegah dan meminimalisir dampak negatif yang bisa terjadi. Pernyataan itu ia berikan dengan mencontohkan bagaimana ia mengendalikan inflasi di Filipina di tengah krisis global saat ini.
“Ketika kita beradaptasi dengan situasi saat ini, tingkat inflasi terus menurun. Terlihat dari data di layar bahwa Filipina merupakan negara dengan kenaikan suku bunga tertinggi di antara beberapa negara lainnya. Kami telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 425 basis poin sejak Agustus 2021,” kata Felipe dalam Gala Seminar: Peningkatan Kalibrasi Kebijakan untuk Ketahanan Keuangan Makro yang diselenggarakan pada Rabu, 29 Maret 2023.
Dia mengatakan, untuk mengatasi krisis pasokan yang menyebabkan kenaikan inflasi di Filipina hingga hampir 5%, Bank Sentral Filipina tidak punya pilihan selain menaikkan suku bunga acuannya beberapa kali. Untungnya, kenaikan suku bunga yang sangat tinggi ini tidak mempengaruhi industri perbankan seperti yang terjadi di AS, karena kuatnya likuiditas dan kepercayaan nasabah Filipina terhadap industri perbankan.
“Karena lembaga perbankan memiliki permodalan yang bagus, dan kami cepat beradaptasi dengan situasi yang ada, dimana orang yang memimpin bank di Filipina juga mereka yang memimpin di era 1997/1998 ketika krisis keuangan Asia melanda, jadi mereka memiliki pemahaman yang baik mendalam dan pengalaman dalam manajemen krisis,” jelasnya.
Ia juga mengeluarkan regulasi baru bernama regulasi likuiditas yang berkontribusi positif terhadap penguatan likuiditas industri perbankan Filipina.
“Kami yakin dalam dua sampai lima tahun ke depan, atau lebih, kami akan bebas dari krisis keuangan. Kami memiliki kebijakan suku bunga untuk inflasi, kami memiliki peraturan perbankan untuk stabilitas keuangan. Dan kita mampu mengendalikan krisis keuangan yang ada,” pungkasnya.
Steven Wijaya
Bank Sentral Filipina telah berhasil beradaptasi dengan baik terhadap krisis yang terjadi belakangan ini. Dengan kebijakan yang tepat, mereka berhasil menjaga stabilitas ekonomi negara dan meningkatkan pertumbuhan industri keuangan setempat. Bagi Anda yang ingin tahu lebih banyak tentang industri keuangan, silakan kunjungi website Indopulsa.