“Ini Rahasia Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Positif Meski USD 2,46 Miliar Turun!”

Surplus Neraca Perdagangan Indonesia tetap kuat meskipun USD 2,46 miliar turun pada bulan Mei. Data menunjukkan ekspor turun 28,95% dan impor turun 42,20% akibat pandemi COVID-19. Surplus ini menunjukkan kestabilan ekonomi Indonesia di masa sulit. Namun, pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan ekspor dan menurunkan impor untuk menjaga tingkat pertumbuhan yang sehat.

IndoPulsa.Co.id – Turun USD 2,46 Miliar, Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Ini

Blog Indo Pulsa – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2023 tercatat surplus USD 0,44 miliar, turun USD 2,46 miliar dibandingkan Mei 2022 yang surplus USD 2,9 miliar.

Deputi Neraca dan Analisis Statistik, Moh. Edy Mahmud mengatakan, neraca perdagangan Indonesia hingga Mei 2023 surplus selama 37 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Namun, surplus Mei 2023 tercatat lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan Mei 2022.

Lebih lanjut, surplus neraca perdagangan tersebut ditopang oleh surplus neraca komoditas nonmigas yang mencatat surplus sebesar USD 2,26 miliar. Disumbang oleh komoditi Bahan Bakar Mineral, Lemak dan Minyak Hewan/Nabati serta Besi dan Baja.

“Sedangkan neraca perdagangan komoditas migas menunjukkan defisit sebesar USD 1,82 miliar, terutama komoditas penyumbang defisit yaitu minyak mentah dan hasil minyak,” kata Edy di Blog Indo Pulsa, Kamis, 15 Juni 2023.

Ia mengungkapkan, tiga negara dengan surplus perdagangan nonmigas terbesar bagi Indonesia, yakni Amerika Serikat, mencatat surplus sebesar USD 1.062 juta dengan komoditas mesin dan peralatan listrik serta suku cadang, pakaian dan aksesoris (non rajutan). , dan pakaian dan aksesoris ( rajutan).

Kemudian, Filipina mengalami surplus USD 839,1 juta dengan komoditas bahan bakar mineral, kendaraan dan suku cadang, serta bijih logam, terak dan abu. Selain itu, India memiliki surplus sebesar USD 818,7 juta pada komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, serta logam mulia dan perhiasan/permata.

Selain itu, untuk tiga negara dengan defisit terbesar yaitu China mengalami defisit sebesar -USD 1.173,1 juta dengan komoditas utama berupa mesin dan peralatan mekanik dan bagiannya, mesin dan peralatan dan bagian elektronikal, serta plastik dan barang dari plastik.

Selanjutnya, Australia mengalami defisit USD 575,5 juta dengan komoditas utama bahan bakar mineral, biji-bijian dan bijih logam, terak dan abu. Thailand juga mengalami defisit USD 451,1 juta dengan komoditas utama gula dan kembang gula, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.

Meski terjadi penurunan USD 2,46 miliar pada neraca perdagangan Indonesia, surplus tetap terjaga. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih mampu mempertahankan posisi sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Untuk menjaga stabilitas ekonomi, mari dukung produk lokal dengan menggunakan layanan top up pulsa dari Indopulsa.

indopulsa logo

Aplikasi jual pulsa & kuota paling murah, voucher game, emoney / uang elektronik, token listrik, voucher internet, tv dan bayar tagihan online paling lengkap di Indonesia dengan sistem satu saldo deposit untuk semua layanan.

Contact

PT. KIOS PULSA INDONESIA

Nguntoronadi RT25 RW01, Kec. Nguntoronadi Kab. Magetan, Jawa Timur 63383