Pertamina Hulu Energy (PHE) berhasil meraih kinerja positif di tahun 2021. Hal ini membuat saham PHE naik di bursa saham. Kinerja positif ini didukung oleh peningkatan produksi minyak dan gas serta efisiensi operasional yang lebih baik. PHE juga berhasil mengurangi biaya produksi dan meningkatkan pendapatan. PHE terus berupaya untuk mempertahankan kinerja positif dan meningkatkan kualitas kinerjanya di masa depan.
IndoPulsa.Co.id – Catat Kinerja Positif, PHE Naik Bursa
Blog Indo Pulsa – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatatkan kinerja positif di tahun 2022. Hal itu tercermin dari pencapaian laba bersih sebesar USD 4,67 miliar atau setara Rp 69,22 triliun sepanjang tahun 2022. Selain itu, PHE juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan produksi migas, yaitu 7% dibandingkan tahun lalu.
Secara rinci, perseroan berhasil mencapai produksi hampir 1 juta barel setara minyak per hari (BOEPD) atau 967 MBOEPD dari 65 blok migas, tumbuh 7% dibandingkan produksi migas tahun lalu. Berkat kinerja produksi minyak dan gas yang positif, laba perseroan juga meningkat.
Dampak positif kinerja PHE terhadap penerimaan negara sebesar USD 8,77 miliar yang terdiri dari penerimaan pajak, PNBP dan bonus tanda tangan.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi VII DPR HM Ridwan Hisjam mengapresiasi kinerja keuangan PHE sepanjang tahun 2022. “PHE menyumbang 70% kepemilikan Pertamina. Jika PHE memiliki pendapatan yang besar, otomatis pendapatan Pertamina akan meningkat,” ujarnya seperti dikutip di Blog Indo Pulsa, 21 Mei 2023.
Menurutnya, keberhasilan PHE juga akan berdampak positif bagi sektor hulu. Pada akhirnya akan memberikan nilai positif bagi keuntungan perusahaan dan anak perusahaannya, seperti Pertamina Hulu Rokan (PHR), PT Pertamina EP (PEP), PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), PT Pertamina EP Cepu (PEPC). ), PT Pertamina Internasional EP (PIEP), dan seterusnya.
“Keberadaan PHE sangat penting dan akan memudahkan pengelolaan perusahaan-perusahaan di bawahnya,” kata Ridwan.
Di sisi lain, dia juga setuju dengan rencana PHE untuk melakukan initial public offering (IPO). Dengan melejit di bursa, diharapkan kinerja PHE semakin meningkat. “Karena kalau perusahaan publik, semuanya harus transparan. Tidak ada yang perlu ditutupi. Dan ini menjadi tantangan bagi perusahaan hulu Pertamina,” ujarnya.
Terkait capaian positif tersebut, Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah juga menilai pembiayaan melalui IPO dibutuhkan PHE untuk meningkatkan kinerja dan menjaga momentum kinerja positif. Termasuk mendukung pencapaian target produksi minyak nasional sebesar 1 juta barel per hari (bph).
“IPO adalah pilihan yang tepat. Banyak manfaat. Jadi (PHE) harus didorong (untuk IPO),” ujar Piter.
Piter melanjutkan, manfaat utama melakukan IPO PHE terkait dengan pilihan pembiayaan yang lebih sederhana dan menguntungkan bagi perseroan dalam membiayai kebutuhan investasinya untuk kegiatan eksplorasi. Karena dana hasil IPO bisa menjadi solusi investasi yang tepat. Diantaranya untuk kegiatan eksplorasi dan pencarian sumur baru yang membutuhkan dana besar.
Melalui dana IPO, PHE bisa berinvestasi untuk upgrading sehingga mengurangi ketergantungan impor.
“Karena selama ini Pertamina hanya mengandalkan produksi dari sumur eksisting dan tua. Dengan kinerja yang semakin menonjol, kontribusinya kepada negara baik berupa pajak maupun pembayaran dividen juga semakin besar. Artinya, negara juga akan diuntungkan dari IPO ini,” pungkas Piter.
Pertamina EP (PHE) berhasil naik bursa setelah mencatat kinerja positif pada tahun 2020. Meski dihadapkan pada pandemi Covid-19, PHE berhasil menjaga produksi migas dan meningkatkan efisiensi biaya. Hal ini membuktikan bahwa PHE tetap mampu bertahan dan berkontribusi pada industri energi nasional. Untuk informasi lebih lanjut mengenai sektor energi, kunjungi https://www.indopulsa.co.id.