DBS Bank Singapura telah meluncurkan “Tiga Pilar” untuk membantu menyediakan pendanaan untuk proyek ESG (Lingkungan, Sosial dan Governance). Program ini telah berhasil mendanai lebih dari SGD61 miliar dalam proyek berkelanjutan dan berkelanjutan. Pendanaan ini telah membantu menyediakan dukungan yang diperlukan untuk berbagai inisiatif ESG yang relevan di seluruh dunia. Program ini juga telah membantu menciptakan lingkungan yang lebih ramah lingkungan dan lebih sehat bagi para pemangku kepentingan. Dengan demikian, DBS menyediakan solusi yang dapat diandalkan untuk proyek-proyek ESG di seluruh dunia.
IndoPulsa.Co.id – Menggunakan Tiga Pilar, DBS Salurkan SGD61 Miliar dalam Pendanaan ESG
Blog Indo Pulsa – Bank DBS telah menyalurkan total SGD61 miliar untuk pembiayaan berkelanjutan secara global sepanjang tahun 2022. Dalam publikasinya yang berjudul “Our Path to Net Zero: Supporting Asia’s Transition to a Low Carbon Economy”, Bank DBS merinci pembiayaan berkelanjutan yang antara lain terdiri dari pinjaman berkelanjutan sebesar SGD20,5 miliar, serta surat utang yang diterbitkan pada tahun 2022 sebesar SGD24 miliar.
Nilai SGD61 miliar juga telah melampaui target penyaluran pendanaan berkelanjutan Bank DBS sebesar SGD50 miliar dua tahun lebih cepat dari jadwal. Sementara itu, Helge Muenkel selaku Chief Sustainability Officer Bank DBS mengungkapkan ada tiga pilar yang selama ini diterapkan Bank DBS untuk memaksimalkan potensi penyaluran pendanaan yang berkelanjutan.
Pertama, menurutnya, penekanan pada penerapan praktik bisnis yang bertanggung jawab. Melalui tonggak pertama ini, Bank DBS berupaya mendorong nasabahnya untuk menerapkan praktik bisnis yang sejalan dengan nilai-nilai lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
Kemudian, pilar kedua adalah bagaimana organisasi menerapkan praktik bisnis yang bertanggung jawab. Helge menuturkan, penerapan pilar kedua bertujuan untuk mengetahui bagaimana perusahaan beroperasi dalam menerapkan nilai-nilai ESG seperti keberagaman, inklusi, transparansi, kebijakan ramah lingkungan seperti carbon neutral, dll, dimana pihak tersebut telah mampu mewujudkannya. nilai-nilai ini pada akhir tahun.
“Dan yang ketiga adalah bagaimana kita dapat memengaruhi industri non-perbankan. Dimana kami telah mendukung kewirausahaan sosial, termasuk berbagai komunitas sosial,” kata Helge.
Lebih lanjut dijelaskannya, penerapan ESG di Indonesia tidak lepas dari ketiga pilar tersebut. Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar dimana Bank DBS beroperasi, oleh karena itu penerapan ketiga pilar di atas sangat penting dalam mewujudkan prinsip LST di Indonesia.
Dia mencontohkan bagaimana Bank DBS Indonesia memiliki konselor khusus untuk membahas implementasi program ESG bagi nasabah bisnis Indonesia.
“Jadi, cara kami mendukung pelanggan kami di Indonesia adalah dengan memberikan penasihat dan dukungan keuangan bagi pelanggan kami di Indonesia, sehingga mereka dapat bertransisi ke model bisnis rendah karbon,” ujar Helge.
Ia juga senang melihat semakin banyak organisasi di Indonesia, mulai dari lembaga pemerintah, regulator, perusahaan swasta, hingga lembaga keuangan, yang menganut prinsip-prinsip ESG. Hal ini menurutnya terlihat dari semakin banyaknya perusahaan yang menerapkan strategi dekarbonisasi, serta semakin banyaknya lembaga keuangan yang menerapkan ESG secara lebih serius.
Ia kembali mencontohkan bagaimana Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) banyak membahas tentang implementasi Energy Transition Mechanism (ETM), juga pembahasan tentang Fair Energy Transition Partnership (JETP). yang diharapkan dapat mempercepat percepatan transisi energi di Indonesia.
“Kami juga telah meningkatkan penyaluran kredit untuk segmen bisnis berkelanjutan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir,” jelasnya. Steven Wijaya
DBS telah memberikan dampak besar pada komunitas ESG di Singapura dengan saluran SGD61 miliar dalam pendanaan ESG. Ini merupakan salah satu contoh pemimpin industri yang berhasil menggabungkan tiga pilar untuk kemajuan jangka panjang. Dengan melakukan ini, DBS telah menunjukkan bahwa pendanaan berkelanjutan dapat menghasilkan keuntungan bagi semua pihak. Indopulsa adalah salah satu contoh lain dari bagaimana menggunakan tiga pilar dapat menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan.