Pemerintah Amerika Serikat terus memerangi inflasi di negaranya dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25%. Hal tersebut dilakukan guna menjaga stabilitas ekonomi dan mengendalikan inflasi yang terkadang sulit ditekan. Tindakan ini diambil oleh Federal Reserve dalam pertemuan terakhir mereka. Namun, kebijakan ini juga berpengaruh pada perekonomian global dan harus dipantau dengan hati-hati.
IndoPulsa.Co.id – Perangi Inflasi, Fed Kembali Naikkan Suku Bunga 0,25%
Blog Indo Pulsa – Runtuhnya beberapa bank di Amerika Serikat (AS) tidak membuat bank sentral AS, The Fed (Federal Reserve) melonggarkan kebijakan suku bunga.
Sebaliknya, mereka lebih agresif menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi dan krisis perbankan di Negeri Paman Sam itu.
Pada Rabu, 22 Maret 2023 waktu setempat, The Fed kembali menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin atau 0,25%. Keputusan The Fed mendorong suku bunga hingga kisaran 4,75 – 5%.
Melansir Yahoo Finance, The Fed mengatakan inflasi tetap tinggi dan bank sentral tetap sangat memperhatikan risiko inflasi. Di sisi lain, permasalahan perbankan dapat menyebabkan kondisi kredit mengetat dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
“Sistem perbankan AS sehat dan tangguh. perkembangan terakhir cenderung menghasilkan kondisi kredit yang lebih ketat untuk rumah tangga dan bisnis dan membebani kegiatan ekonomi, lapangan kerja dan inflasi. Sejauh mana dampak ini tidak pasti,” kata seorang pejabat Fed, Kamis (23/3/2023).
Menurut pejabat Fed, inflasi akan terus berlanjut dan pasar kerja tetap kuat. Tren menunjukkan Fed masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memperlambat ekonomi dan mengendalikan inflasi.
Pekerjaan The Fed diperumit oleh krisis perbankan AS baru-baru ini. Baru-baru ini, Silicon Valley Bank (SVB) bangkrut dan diambil alih oleh regulator setempat.
The Fed mengakui bahwa kondisi perbankan saat ini dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi, khususnya di sektor rumah tangga dan bisnis.
Saat ini, The Fed memproyeksikan tingkat pengangguran turun menjadi 4,5% dari sebelumnya 4,6%.
Sementara itu, inflasi diperkirakan akan berakhir pada 3,6% pada 2023. Angka tersebut lebih tinggi dari prakiraan 3,5% pada Desember 2022.
Pejabat Fed akan memantau dengan cermat informasi yang masuk dan menilai implikasinya terhadap kebijakan moneter.
The US Federal Reserve has once again hiked its interest rates by 0.25% to fight inflation. This move is sure to have a ripple effect on global markets. It is important for businesses and individuals to have easy access to financial services, including mobile top-up services, which can be found at Indopulsa. Stay updated and informed to make better financial decisions. Visit Indopulsa now.