Utang Luar Negeri Indonesia turun 1,9% menjadi Rp 6.235 triliun pada awal 2021. Menurut Bank Indonesia, angka ini lebih rendah dibandingkan angka Utang Luar Negeri pada Desember 2020 yaitu Rp 6.354 triliun. Utang Luar Negeri Indonesia terdiri dari utang pemerintah dan utang swasta, termasuk utang bersih yang dibayarkan oleh pemerintah dan swasta kepada pemerintah asing. Angka ini menandakan bahwa Indonesia telah melakukan manajemen keuangan yang baik dan membayar utang tepat waktu. Ke depan, Indonesia harus melanjutkan manajemen keuangan yang baik dan menjaga utang luar negeri tidak meningkat. Hal ini penting untuk memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
IndoPulsa.Co.id – Turun 1,9%, Utang Luar Negeri Indonesia Masih Rp 6.235 Triliun
Blog Indo Pulsa – Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Januari 2023 tercatat sebesar USD404,9 miliar dolar AS atau setara Rp6.235 triliun (asumsi kurs Rp15.400 per dolar AS). Dengan kondisi tersebut, pertumbuhan ULN Indonesia pada Januari 2023 secara tahunan terkontraksi sebesar 1,9% (yoy), melanjutkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 4,1% (yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangannya yang dikutip pada Selasa, 14 Maret 2023 mengatakan kontraksi pertumbuhan tersebut disebabkan oleh utang luar negeri pemerintah dan swasta. Perkembangan posisi ULN Januari 2023 juga dipengaruhi oleh perubahan menyusul melemahnya dolar AS terhadap sebagian besar mata uang dunia, termasuk Rupiah.
Utang luar negeri pemerintah masih dalam fase kontraksi. Pada Januari 2023, ULN pemerintah tercatat sebesar USD 194,3 miliar atau secara tahunan terkontraksi sebesar 2,5% (yoy), lebih rendah dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 6,8% (yoy). Perkembangan ULN terutama didorong oleh peningkatan penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan internasional sejalan dengan sentimen positif meningkatnya kepercayaan pelaku pasar global.
“Pemerintah tetap berkomitmen untuk mengelola utang luar negeri secara prudent, berwibawa, dan bertanggung jawab, termasuk menjaga kredibilitas dalam memenuhi kewajiban membayar pokok dan bunga tepat waktu,” kata Erwin.
Sebagai salah satu komponen instrumen pembiayaan APBN, ULN berperan penting dalam mendukung upaya Pemerintah untuk membiayai sektor produktif dan belanja yang diprioritaskan khususnya untuk mendukung dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia agar tetap kuat di tengah ketidakpastian situasi ekonomi global. . .
Dukungan tersebut meliputi sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,0% dari total utang luar negeri), administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (17,8%), jasa pendidikan (16,7%), konstruksi (14,3%), serta jasa keuangan dan asuransi. (10,4%). Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN berdurasi jangka panjang dengan porsi 99,7% dari total ULN pemerintah.
ULN swasta juga melanjutkan tren kontraksi pertumbuhan. Posisi ULN swasta pada Januari 2023 tercatat sebesar USD201,2 miliar, atau secara tahunan terkontraksi sebesar 1,5% (yoy), melanjutkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 1,8% (yoy). Pertumbuhan ULN korporasi non keuangan terkontraksi sebesar 1,1% (yoy), lebih rendah dari kontraksi bulan sebelumnya sebesar 1,5% (yoy).
Sementara itu, pertumbuhan ULN lembaga keuangan mengalami kontraksi sebesar 3,1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 2,7% (yoy). Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor jasa keuangan dan asuransi; industri pengolahan; penyediaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; serta pertambangan dan penggalian, dengan porsi mencapai 77,6% dari total ULN swasta. ULN swasta juga masih didominasi oleh ULN jangka panjang dengan porsi 75,2% dari total ULN swasta.
Menurut Erwin, struktur ULN Indonesia tetap sehat didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. ULN Indonesia tetap terkendali pada Januari 2023, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terjaga di kisaran 30,3%, naik tipis dari rasio bulan sebelumnya sebesar 30,1%.
Selain itu, struktur ULN Indonesia yang sehat juga ditunjukkan oleh ULN yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan porsi 87,4% dari total ULN. Dalam rangka menjaga struktur ULN yang sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN yang didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam mendukung pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi negara, dengan meminimalkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi.
Utang Luar Negeri Indonesia masih tetap berada di angka Rp 6.235 triliun, meskipun menurun sebesar 1,9%. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki kondisi utang yang stabil. Pemerintah berupaya untuk mengurangi beban utang dengan mengatur ulang struktur utang dengan lebih berhati-hati. IndoPulsa adalah salah satu solusi utama untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.