Halo, pembaca setia! Kabar terbaru datang dari industri cryptocurrency dunia, di mana Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DoJ AS) dilaporkan sedang menyelidiki Binance, bursa aset kripto terbesar di dunia. Penyebabnya? Dugaan pelanggaran sanksi terhadap Rusia. Kabar ini tentu menjadi sorotan yang menarik untuk diikuti, terutama bagi para penggemar dan pelaku bisnis di dunia kripto.
Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih dalam tentang kasus ini dan memberikan informasi terbaru seputar perkembangannya. Jangan lewatkan kesempatan untuk memperluas wawasan Anda tentang dunia kripto dan mengetahui lebih lanjut tentang kasus yang sedang menjadi perhatian ini. Yuk, simak artikel ini sampai selesai!
DoJ AS dilaporkan menyelidiki Binance karena melanggar sanksi terhadap Rusia
Binance dilaporkan sedang diselidiki oleh divisi keamanan nasional Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DoJ) atas kecurigaan secara ilegal mengizinkan Rusia untuk menghindari sanksi dan memindahkan uang melalui bursa.
Binance dituduh melanggar sanksi Rusia
Menurut lima sumber yang ingin tetap anonim, penyelidikan bertujuan untuk mengungkap apakah Binance atau pejabatnya melanggar sanksi terkait invasi Rusia ke Ukraina. Salah satu individu juga menyebutkan bahwa penyelidikan sedang berlangsung bersamaan dengan penyelidikan divisi kriminal yang sedang berlangsung.
JUST IN: 🇺🇸 Departemen Kehakiman AS meluncurkan penyelidikan terhadap #Binance untuk kemungkinan pelanggaran sanksi Rusia.
— Tren Crypto (@CryptoTrends) 5 Mungkin, 2023
Penyelidikan menempatkan Binance di bawah pengawasan lebih lanjut karena pulih dari skandal profil tinggi dan kegagalan dalam industri crypto.
Menurut sumber yang berbeda, pertukaran telah berdiskusi dengan DoJ untuk mengatasi tuduhan sebelumnya. Sebelumnya, platform itu diduga digunakan untuk memotong sanksi Iran sebelum prosedur kepatuhan yang ketat diberlakukan.
Dalam sebuah pernyataan, Binance menegaskan bahwa mereka tidak melanggar sanksi keuangan yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan negara lain. Mereka juga menekankan bahwa ia memiliki standar know-your-customer (KYC) yang ketat, sebanding dengan yang digunakan oleh sistem perbankan tradisional. Dengan demikian, Binance meminta klien untuk memverifikasi akun menggunakan pemeriksaan identifikasi negara penduduk resmi mereka.
Binance juga menambahkan bahwa kebijakannya memberlakukan sikap toleransi nol untuk menduplikasi pendaftaran, identitas anonim, dan sumber pendanaan misterius.
Namun, terlepas dari penyelidikan yang sedang berlangsung, DoJ belum mengomentari penyelidikan tersebut.
Akun Binance disita atas kecurigaan afiliasi teroris
Penyelidikan terhadap Binance datang ketika pihak berwenang dan organisasi penegak hukum ingin pertukaran cryptocurrency mematuhi undang-undang terhadap pencucian uang dan pendanaan terorisme.
Salah satu kejadian tersebut melihat pemerintah Israel baru-baru ini menutup puluhan akun crypto yang telah ditandai sebagai mencurigakan.
Peristiwa tersebut melihat sekitar 190 akun Binance disita oleh Biro Nasional Israel untuk Pembiayaan Anti Teror (NBCTF) atas klaim bahwa akun tersebut diduga terkait dengan organisasi Palestina, Hamas. Juga diduga bahwa dua akun milik kelompok teroris ISIS.
Masih harus dilihat apa hasil penyelidikan dan apakah Binance akan menghadapi hukuman atau denda.
Namun, penyelidikan menunjukkan bahwa regulator memantau industri cryptocurrency dengan cermat dan akan bertindak terhadap operator yang tidak patuh.
Terima kasih telah membaca artikel ini sampai selesai. Semoga informasi tentang DoJ AS yang sedang menyelidiki Binance karena melanggar sanksi terhadap Rusia dapat memberikan wawasan baru bagi pembaca. Jangan lupa untuk tetap mengikuti update artikel menarik lainnya di situs ini. Sampai jumpa lagi!