Laba bersih TINS (Tahun Ini, Tahun Sebelumnya) anjlok 20%. Ini menjadi berita yang mengejutkan bagi para analis pasar. Sebabnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan tersebut. Pertama, adanya kenaikan biaya produksi dan biaya lainnya. Kedua, adanya penurunan permintaan pasar yang dapat menyebabkan penurunan penjualan. Ketiga, adanya fluktuasi nilai tukar dan tekanan inflasi yang berdampak pada profitabilitas. Meskipun begitu, para eksekutif TINS masih optimistis bahwa mereka dapat meningkatkan laba bersih mereka di masa depan.
IndoPulsa.Co.id – Laba bersih TINS anjlok 20%, ini sebabnya
Blog Indo Pulsa – PT Timah Tbk (TINS) hari ini (16/3/2023) telah mengumumkan laporan keuangan konsolidasi per 31 Desember 2022, dimana TINS membukukan laba bersih Rp1,04 triliun dari Rp1,30 triliun atau turun 20 %.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS, Fina Eliani, mengungkapkan penurunan laba bersih tersebut menyusul fluktuasi harga jual logam timah yang cukup tinggi.
Meskipun demikian, kinerja Perseroan yang baik hingga akhir tahun 2022 didorong oleh upaya efisiensi di sepanjang rantai bisnis, penurunan utang berbunga, dan peningkatan kinerja anak perusahaan segmen non-timah secara konsisten.
Hal ini ditunjukkan dengan pendapatan sebesar Rp12,50 triliun sejalan dengan penurunan beban pokok pendapatan sebesar 11% dan beban usaha sebesar 6%.
Kemudian, posisi nilai aset Perseroan pada akhir tahun 2022 sebesar Rp 13,07 triliun. Sedangkan posisi liabilitas sebesar Rp6,03 triliun, turun 28% dibandingkan posisi akhir tahun 2021 sebesar Rp8,38 triliun karena penurunan pinjaman jangka pendek.
“Perseroan berhasil menurunkan utang berbunga berupa pinjaman bank, kewajiban pembiayaan pemasok, dan utang obligasi sebesar 41% menjadi Rp3 triliun dari posisi akhir 2021 sebesar Rp5,11 triliun,” kata Fina dalam keterangan resmi di Blog Indo Pulsa. , 16 Maret 2023.
Posisi ekuitas menjadi Rp 7,04 triliun, naik 12% dibandingkan posisi akhir tahun 2021 sebesar Rp 6,31 triliun. Selain itu, Perseroan juga menunjukkan hasil rasio yang baik, seperti Net Profit Margin sebesar 8,3% dan penurunan Debt to Equity Ratio sebesar 0,86x dari 1,3x di tahun 2021.
“Ke depan, Perseroan akan terus mendorong efisiensi secara konsisten di seluruh rantai bisnis, serta mendorong peningkatan kinerja anak perusahaan,” tambahnya.
Laba bersih PT TINS anjlok 20% pada periode yang sama tahun lalu. Ini disebabkan oleh krisis ekonomi global yang berdampak buruk terhadap industri perminyakan. TINS mencatat penurunan pendapatan, biaya operasi yang lebih tinggi, dan kenaikan biaya pajak, sehingga mempengaruhi laba bersih. Namun demikian, ada harapan bahwa PT TINS akan dapat bangkit, terutama jika berhasil meningkatkan strategi pemasaran dan pengembangan produknya. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi Indopulsa.co.id.