SMF, yaitu Small Medium Enterprises Development Foundation, siap memaksimalkan perluasan mandatnya dalam mendorong performa bisnis. SMF akan memberikan bantuan keuangan dan non-keuangan kepada UMKM untuk meningkatkan daya saing dan inovasi. Dengan dukungan dari SMF, diharapkan UMKM akan semakin maju dan berkembang dalam menghadapi tantangan bisnis global.
IndoPulsa.Co.id – SMF Siap Optimalkan Perluasan Mandat untuk Mendorong Performa
Blog Indo Pulsa – PT Sarana Multigriya Finansial (persero) atau SMF terus mengoptimalkan perannya dalam ekosistem pembiayaan perumahan. Secara kumulatif hingga triwulan I 2022, SMF telah menyalurkan dana dari pasar modal ke pasar primer pembiayaan perumahan sebesar Rp91,4 triliun. Secara rinci, Rp. 78,12 triliun yang diakumulasikan dari pinjaman dan pembelian KPR, kemudian Rp. 13,29 triliun dari akumulasi transaksi sekuritisasi.
Sedangkan pada tiga bulan pertama 2023, SMF telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 1,6 triliun, baik untuk program komersial maupun FLPP. Perseroan juga berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp479 miliar, naik tipis 1,69% year-on-year (yoy) dibandingkan Rp471 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sedangkan laba bersih meningkat 16,03% atau menjadi Rp 123 miliar. Total aset perseroan juga meningkat menjadi Rp 34,54 triliun atau meningkat 15,37% secara tahunan.
Sebagai perusahaan pembiayaan sekunder perumahan, SMF menjalin kemitraan dengan pemberi pinjaman KPR, seperti bank umum konvensional, bank syariah, BPD, BPR, multifinance dan lembaga keuangan lainnya. SMF bertindak sebagai penyedia likuiditas untuk pemberi pinjaman hipotek, sehingga mengurangi risiko ketidaksesuaian jatuh tempo (kesenjangan dalam jangka waktu pembiayaan dan kredit). Dampak dari maturity mismatch itu sendiri tidak boleh dianggap remeh. Runtuhnya beberapa bank di Amerika Serikat juga disebabkan oleh maturity mismatch.
“Di AS banyak kejadian (bank bermasalah) karena maturity mismatch. Uang itu jangka pendek, deposito diinvestasikan dalam sekuritas jangka panjang. Ketika deposan ingin menarik uang tunai, setoran ditarik. membubarkan. Kami berharap hal ini tidak terjadi di Indonesia,” ujar Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo saat Media Visit ke Kantor Infobank, Selasa, 9 Mei 2023.
Baca Juga: Kekurangan Modal, Indosurya Life Lakukan Ini Demi Kesehatan Finansial
Oleh karena itu, SMF sebagai special mission vehicle pemerintah terus mengoptimalkan dan memperkuat posisinya dalam menyediakan dana jangka panjang untuk digunakan para penyalur KPR. Misalnya, jika bank ingin menjual portofolio hipoteknya, SMF dapat membelinya dan kemudian melakukan sekuritisasi menjadi sekuritas yang didukung aset (EBA). Ada juga opsi refinancing jika bank tidak mau menjual portofolio kreditnya.
SMF juga diperluas mandatnya dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2022 dan Perpres Nomor 100 Tahun 2020. Perluasan mandat ini memungkinkan SMF untuk masuk ke segmen pembiayaan lain di luar pembiayaan perumahan seperti Program KPR dan KPR Siap Huni atau Sekuritisasi. yang telah dijalankan selama ini.
Produk-produk yang dapat digarap SMF antara lain KPS perumahan, KPR terbalik, kredit mikro perumahan, kredit konstruksi, KPR sewa-untuk-sendiri dan lain-lain. SMF juga mendapat penugasan khusus, seperti penugasan perusahaan sebagai pelaksana investasi pemerintah kepada Perum Perumnas.
“Kita ada perluasan mandat, untuk berbagai hal seperti kredit mikro perumahan, kita juga bisa masuk KPS perumahan. Kami juga menyediakan refinancing perumahan untuk pengembang. Jadi dari sisi supply kita masuk, dari sisi demand kita juga masuk,” kata Ananta.
Di awal tahun 2023, SMF juga telah ditunjuk sebagai Sekretariat Ekosistem Pembiayaan Perumahan. SMF diharapkan dapat menjadi fasilitator koordinasi dan kerjasama antar anggota ekosistem pembiayaan perumahan, sehingga pemangku kepentingan di sektor ini semakin kuat dalam mengembangkan berbagai inisiatif dan inovasi pembiayaan perumahan.
Heliantopo, Direktur SMF mengatakan, pembentukan ekosistem pembiayaan perumahan ini dilandasi beberapa hal. Sebagai contoh, rasio KPR terhadap PDB di Indonesia masih sangat kecil yaitu hanya 2,99%. Ini jauh lebih rendah dibandingkan negara Asia lainnya, seperti India (5,58%), Thailand (27,61%), atau Malaysia (38,48%).
Portofolio KPR terhadap total kredit perbankan nasional hanya sekitar 8%. Kemudian masalah perumahan yang beredar juga tidak terselesaikan. Saat ini, berdasarkan kepemilikan Indonesia, terdapat backlog hingga 12,71 juta rumah. Sedangkan berdasarkan hunian, angkanya mencapai 6,98 juta, dan sekitar 39,1% rumah tangga di Indonesia tinggal di rumah tidak layak huni.
“Ini pekerjaan rumah. Dengan demikian, ekosistem pembiayaan perumahan telah terbentuk. Padahal kalau kita lihat sektor perumahan ada efek gandanya, ada 170 sektor industri lainnya,” kata Heliantopo.
Baca juga: Pembiayaan Perumahan BTN Syariah Capai Rp 31,8 T, KPR Subsidi Mendominasi
Selain itu, dari sisi kinerja, SMF melanjutkan momentum pertumbuhan positif sejalan dengan pemulihan ekonomi pascapandemi. Hingga kuartal I 2023, perseroan telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 1,6 triliun.
Untuk mendukung ekspansi pembiayaan, SMF juga telah menerbitkan obligasi dan mendapatkan pinjaman berjangka sebesar Rp 3 triliun pada kuartal I 2023. SMF juga sedang mempersiapkan sekuritisasi. Transaksi diharapkan selesai pada kuartal ketiga 2023.
“Kami keluarkan utang sekitar Rp 3 triliun yang sebagian besar bukan untuk kegiatan tahun ini, tapi tahun lalu. Karena untuk program FLPP tahun lalu kita keluarkan Rp 6 triliun, dari target Rp 4 triliun. Jadi Rp 2 triliun akan kami cover dulu dengan menerbitkan obligasi pada 2023,” jelas Bonai Subiakto, Director of Finance and Operations SMF.
Ari Astriawan.
SMF optimis dapat memperluas mandatnya untuk meningkatkan performa. Dengan dukungan teknologi dan jaringan luas, SMF siap memberikan dukungan kepada pelaku usaha kecil dan menengah untuk berkembang. Bergabunglah dengan Indopulsa untuk memperoleh dukungan yang lebih lengkap. Klik di sini untuk informasi lebih lanjut.