Inflasi pangan adalah suatu masalah yang harus diwaspadai. Bank Indonesia (BI) telah meluncurkan tujuh program untuk mengurangi dampak inflasi pangan. Program-program ini meliputi: (1) memperkuat ketersediaan bahan pangan, (2) meningkatkan produktivitas, (3) pengendalian harga, (4) peningkatan akses kepada bahan pangan, (5) pemberdayaan masyarakat petani, (6) pemberdayaan masyarakat pedagang, dan (7) pengawasan dan pengendalian harga. Program-program ini diharapkan dapat membantu mengurangi dampak inflasi pangan di Indonesia.
IndoPulsa.Co.id – Waspadai Inflasi Pangan, Ini Tujuh Program BI
Blog Indo Pulsa – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan pada pertengahan tahun 2022 Indonesia akan mengalami lonjakan inflasi bahan pangan mencapai 11,5%, tertinggi sejak delapan tahun lalu. BI, Pemerintah dan Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan TPI Daerah (TPID) bekerja sama dengan GNPIP (Gerakan Pengendalian Inflasi Pangan Nasional) untuk menjaga harga yang wajar, ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi dalam pengendalian inflasi pangan.
Melalui sinergi tersebut, tambah Juda, menunjukkan hasil yang nyata, inflasi pangan berhasil menurun drastis hingga akhir tahun 2022 menjadi 5,6%. Namun, ke depan, kewaspadaan tetap diperlukan karena gejolak yang masih berlangsung.
“Tentu kita tidak boleh cepat puas dengan langkah yang kita ambil karena tantangan inflasi pangan tahun ini pasti cukup besar. Kita mungkin sudah tahu bahwa akan ada risiko cuaca buruk akibat El Nino dimana El Nino merupakan kekeringan berkepanjangan yang harus ditangani secara hati-hati,” ujar Juda dalam GNPIP Jatim 2023, Jumat, 17 Maret 2023.
Untuk itu, BI menegaskan kembali tujuh program utama KNK 2023 untuk memperkuat langkah pengendalian inflasi pangan. Pertama, optimalisasi anggaran Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk operasi pasar, dalam hal ini termasuk pasar murah untuk strategi pengendalian harga pangan guna menjaga daya beli masyarakat.
Kedua, memperkuat ketahanan komoditas hortikultura dan bahan pangan strategis lainnya, terutama komoditas cabai dan bawang merah yang kini menjadi penyebab inflasi di berbagai daerah.
“Secara khusus saya juga ingin menekankan peran pondok pesantren yang bisa kita optimalkan untuk mendukung program keamanan pangan,” kata Juda.
Ketiga, peningkatan penggunaan alsintan dan sarana produksi diharapkan dapat lebih meningkatkan produktivitas petani dan meningkatkan nilai tambah proses petani.
Keempat, pentingnya kerjasama antar daerah, terutama antara daerah penghasil dan daerah penghasil dan daerah bukan penghasil. Kelima, bersinergi mengoptimalkan distribusi pangan strategis. Keenam, perkuat infrastruktur teknologi informasi, digitalisasi data, dan informasi pangan. Dimana inovasi dan digitalisasi pertanian terus digalakkan melalui penggunaan skema seperti pertanian perkotaan, pertanian digital, dan inovasi pertanian lainnya.
“Terakhir, perkuat koordinasi dan komunikasi antar pemangku kepentingan dalam menghadapi tantangan bersama,” pungkas Juda.
Bank Indonesia telah mengeluarkan tujuh program untuk mengantisipasi inflasi pangan. Program-program ini meliputi peningkatan ketersediaan bahan pangan, peningkatan produksi pertanian, peningkatan daya beli masyarakat, peningkatan kualitas bahan pangan, pemantauan harga, serta peningkatan koordinasi dan sinergi. Dengan adanya program ini diharapkan dapat mencegah inflasi pangan yang terlalu tinggi. Indopulsa adalah situs yang menyediakan layanan isi ulang pulsa, paket data, token listrik, dan voucher game online.