Indopulsa.co.id – Apa itu Tarif Mengambang vs. Tarif Tetap: Keuntungan dan Metode
#Apa #itu #Tarif #Mengambang #Tarif #Tetap #Keuntungan #dan #Metode
Suku bunga mengambang adalah ketika Anda merencanakan KPR, ada banyak hal yang perlu Anda pertimbangkan, yaitu suku bunga. Meski di beberapa KPR, floating rate-nya cukup tinggi, namun masih banyak minat masyarakat untuk memiliki rumah saya. Selain itu, meskipun pembayaran dilakukan dengan cara mencicil dan harga rumah menjadi lebih mahal, hal ini tidak menyurutkan masyarakat untuk mengajukan KPR bank.
Real estate dapat menjadi aset investasi yang tepat atau digunakan sebagai jaminan untuk bisnis Anda. Banyak orang yang memiliki harta namun tetap tidak mampu untuk mengembangkannya, karena berbagai alasan atau alasan. Misalnya, ketika Anda memiliki properti dengan cara mencicil, tentunya Anda akan lebih fokus untuk melunasi cicilannya daripada mengembangkan aset yang Anda miliki. Sebagian orang masih merasa berat karena kenaikan suku bunga aset real estate seperti floating rate merupakan hal yang harus diperhatikan.
Bunga mengambang atau floating rate merupakan hal yang sering dikaitkan dengan biaya KPR karena hal tersebut menjadi keberatan sebagian orang. Namun dibalik semua itu, bunga KPR floating tentunya memiliki pro dan kontra, yaitu pro dan kontra. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang semua informasi tentang floating rate, dan contoh perhitungannya, Anda dapat melihat ikhtisar di bawah ini.
Apa itu Bunga Hipotek Mengambang?
Suku bunga mengambang atau floating rate adalah jenis suku bunga yang digunakan bank untuk menentukan pinjaman kredit. Pinjaman yang dimaksud adalah pinjaman dalam bentuk ruko atau apartemen yang disebut juga dengan KPA atau Kredit Pemilikan Apartemen. Tidak seperti metode penghitungan bunga mengambang lainnya, biasanya tidak tetap.
Itu tergantung pada tingkat bunga pasar bank Indonesia atau kebijakan bank gadai itu sendiri. Hal itu tentunya jika BI rate naik maka bunga KPR juga akan naik dan membuat cicilan rumah menjadi lebih besar. Sebaliknya, jika suku bunga turun, cicilan bunga dan hipotek juga akan turun.
Misalnya, Anda bisa melunasi rumah selama 15 tahun, maka cicilan KPR hanya 1,5 juta per bulan dengan bunga 10% di tahun pertama. Tapi suku bunga BI naik 12%, sehingga pembayaran hipotek menjadi 1,7 juta per bulan di tahun ketiga, yang berarti suku bunga juga naik.
Apa itu suku bunga tetap?
Bunga flat rate atau bunga flat adalah bunga dengan sistem perhitungan dimana besarnya bunga mengacu pada pokok pinjaman awal. Misalnya, saat Anda mengambil cicilan KPR dengan bunga 11% dan tenor 15 tahun, Anda harus membayar Rp 3,5 juta per bulan. Dengan bunga ini, Anda harus membayar jumlah nominal selama masa jabatan Anda.
Umumnya masyarakat akan memilih suku bunga tetap ini untuk melihat kepastian cicilan setiap bulan yang tetap dan tidak berubah. Dengan begitu, peminjam memiliki perhitungan sendiri sejak awal dan tidak perlu khawatir dengan biaya cicilan yang sewaktu-waktu dapat berubah. Keuntungan lain dari suku bunga ini adalah banyak bank yang menyediakan fitur seperti biaya penalti dan biaya provisi sebesar 1% jika menggunakan sistem bunga tetap.
Jadi sistem bunga ini paling cocok untuk orang yang memiliki pendapatan tetap setiap bulan dan tidak ingin mengambil banyak resiko. Namun, jika Anda memilih suku bunga tetap, Anda harus mengetahui nilai cicilan yang jauh lebih tinggi daripada cicilan bunga mengambang. Jenis bunga ini bersifat tetap dimana peminjam tidak dapat menikmatinya jika bank gagal bayar.
Keuntungan dari kurs mengambang
Suku bunga floating yang tidak menentu sebenarnya bisa mendatangkan keuntungan yang berbeda, apalagi jika BI menurunkan suku bunga acuan. Ketika suku bunga referensi turun, cicilan juga akan berkurang dan ini akan mengurangi biaya bulanan. Sebagai gantinya, Anda bisa menghemat sisa anggaran dengan mencicil untuk keperluan lain.
Kerugian dari suku bunga mengambang
Kesalahan floating rate terjadi ketika Bi memutuskan menaikkan suku bunga acuan, yang menyebabkan cicilan naik juga. Apalagi jika kenaikan suku bunga acuan lebih besar dari penurunan suku bunga. Saat cicilan naik, saat itulah biasanya Anda tidak akan bisa membayar tagihan KPR. Inilah mengapa hak suara cocok bagi mereka yang berani mengambil risiko.
Jika Anda memilih perutean RIP sebagai opsi KPR Anda, pastikan Anda memiliki dana cadangan. Tujuannya adalah untuk menutupi biaya tagihan KPR jika sewaktu-waktu bunga referensi meningkat.
Perbedaan antara kurs mengambang dan kurs tetap
Saat Anda mengajukan pinjaman, biasanya ada dua jenis suku bunga yang ditawarkan, yaitu suku bunga mengambang dan suku bunga tetap. Seperti diketahui, sistem suku bunga mengambang merupakan suku bunga yang tidak pasti. Ini berbeda dengan suku bunga tetap, yang suku bunganya tidak berubah selama masa pinjaman.
Jadi nasabah yang memilih suku bunga tetap akan mendapatkan cicilan bulanan. Jika Anda nasabah yang memilih suku bunga tetap bulanan, suku bunga tetap ini cocok karena angkanya tidak berubah. Opsi ini dianggap cocok untuk orang yang tidak suka atau ingin mengambil risiko.
Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti jika nasabah floating rate mendapatkan potongan harga karena turunnya suku bunga KPR, Anda tidak perlu khawatir pembayaran pinjaman berkurang atau tidak ada hak untuk mengadu.
Skema Perhitungan Bunga Floating KPR
Angsuran bunga KPR floating dapat dihitung dengan dua cara, yaitu skema efektif dan anuitas. Untuk lebih memahami bagaimana ini dihitung, berikut adalah contohnya:
Contoh Perhitungan KPR Floating Rate
Ketika Anda membeli rumah secara KPR dan dikenakan cicilan Rp 2.000.000 per bulan dengan tingkat bunga 10%. Kemudian di tahun keempat ternyata bunga KPR sudah dinaikkan menjadi 12%.
Kemudian hipotek Anda juga akan meningkat menjadi Rs 2,2 juta. Angsuran KPR dengan suku bunga floating rate dapat dihitung dengan menggunakan skema efektif dan skema anuitas. Di bawah ini adalah contoh cara menghitung suku bunga hipotek mengambang:
- Pinjaman awal adalah Rp 250.000.000.
- Jangka waktu 15 tahun atau 180 bulan
- Bunga 10% di tahun pertama 13% di tahun kedua
a Metode perhitungan menggunakan skema yang efektif
Bila Anda menggunakan perhitungan skema efektif, acuannya adalah sisa pokok pinjaman. Artinya, saldo pinjaman berbunga sebelumnya dimasukkan dalam perhitungan periode angsuran berikutnya. Rumus menghitung cicilan pokok artinya dibayar setiap bulan tanpa bunga.
Pinjaman pokok atau tenor
Rp 250 juta / 180 bulan = 1.388.888 per bulan
Formula atau hasil perhitungan bunga bulanan ditambahkan ke pembayaran pokok.
- Banga = SP xix (30/360)
- SP = Saldo Pokok Pinjaman
- i = Bunga per tahun
- 30 = jumlah hari dalam sebulan
- 360 = jumlah hari dalam setahun
Angsuran aktual untuk bulan pertama dan kedua pada tahun pertama
Bulan Bunga Efektif 1 Tahun Pertama
Rp 250 juta x 10 persen x (30/360) = Rp 2.083.333
Angsuran 1 = Rp 1.388.888 + Rp 2.083.333 = Rp 3.472.221
Bunga efektif 2 bulan pertama
(Rp 250 juta – Rp 1.388.888) x 10 persen x (30/360) = Rp. 2.071.759
Cicilan 2 = Rp 1.388.888 + Rp 2.071.759 = Rp 3.460.647
Jika bunga di tahun kedua adalah 12%, hitung saja dengan rumus yang sama. Namun saldo pinjaman sebenarnya berubah karena cicilan sudah dibayarkan pada tahun sebelumnya.
(b) Metode perhitungan skema anuitas
Aturan KPR untuk Maine United juga sering digunakan oleh bank. Skema ini mirip dengan skema efektif tetapi besaran cicilan per bulannya dibuat sama. Namun, skema anuitas berbeda dengan skema flat karena tidak ada perubahan bunga dalam skema flat. Dapat dikatakan bahwa skema anuitas merupakan kombinasi dari skema flat dan efisien. Skema anuitas dirancang untuk membantu Anda yang bingung membayar cicilan bulanan yang berubah-ubah. Dengan skema ini, besaran cicilan tetap sama namun besaran sebenarnya berubah.
Cicilan KPR, lebih baik floating rate atau fixed rate?
Suku bunga floating adalah suku bunga KPR yang sifatnya tidak tetap dan bergantung pada penerapan suku bunga utama dari Bank Indonesia (BI). Keuntungan KPR floating rate adalah ketika BI rate turun maka bank akan menurunkan bunganya. Dan pastinya akan memudahkan pembayaran cicilan. Di sisi lain, jika BI mendapat float pada kenaikan suku bunga perdana, bank juga menaikkan suku bunga KPR.
Misalnya, saat BI rate 7%, bank mengenakan bunga KPR 8%. Suatu hari BI memangkas suku bunga acuan menjadi 6%, kemudian bank memangkas suku bunga KPR menjadi 7%. Umumnya, kenaikan BI rate disebabkan oleh keterpurukan ekonomi suatu negara atau defisit anggaran negara. Jadi opsi bunga mengambang cocok untuk Anda yang berani mengambil risiko besar.
Berbeda dengan floating rate, fixed rate memiliki kepastian angsuran karena cicilan bulanan selalu sama atau tetap dari awal hingga akhir masa kredit. Selain itu, banyak bank menawarkan fitur biaya penalti dan biaya provisi 1%. Jadi sistem ini sangat cocok untuk Anda yang memiliki penghasilan stabil dan tidak ingin mengambil resiko besar.
Jadi pilih kurs mengambang atau kurs tetap? Banyak ahli menyarankan untuk memilih pasar terapung, karena ketika periode fixed rate berakhir di pihak pemilik properti, ada bank yang menaikkan suku bunga di atas suku bunga acuan pasar yang berlaku. Hal ini tentu merugikan dan memberatkan nasabah yang tidak memiliki dana cadangan. Oleh karena itu, risiko kredit macet semakin besar. Selain itu, bank aplikasi originasi biasanya menawarkan suku bunga diskonto, sehingga suku bunga KPR lebih rendah dari suku bunga acuan.
Namun, setiap jenis bunga memiliki pro dan kontra. Pada akhirnya, semua keputusan kembali kepada Anda. Pertimbangan utama adalah situasi keuangan objektif Anda. Jadi, lakukan riset sebelum mengajukan dan mengambil hipotek.
Ajukan pinjaman modal KPR rumah Anda di Danamas!
Berikut adalah konsep floating rate beserta kelebihan dan kekurangannya. Sekarang Anda sudah bisa membayangkan pada tingkat bunga berapa Anda ingin mengambil cicilan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Anda. Dapatkan juga fasilitas pendanaan usaha dari Danamas, platform pinjaman UMKM online terpercaya dengan suku bunga rendah yang bisa Anda pilih.
Tidak hanya itu, pinjaman online terpercaya dengan bunga rendah yang kompetitif ini juga menawarkan tenor panjang hingga 10 tahun. Dapatkan limit modal usaha besar hingga Rp 2 Miliar dan dapatkan di smartphone Anda melalui aplikasi Pinjaman Bisnis Dynamas.
Juga, simulasikan pinjaman Anda dengan Kalkulator Simulasi Kredit dan Kalkulator Pinjaman untuk menghitung nilai properti yang digunakan sebagai jaminan. Dengan mensimulasikan kalkulator ini, Anda dapat membayangkan betapa mudahnya pinjaman sesuai dengan kebutuhan Anda. Untuk informasi lebih lengkap, klik di sini!
Artikel ini ditulis sebagai bentuk dukungan terhadap Bulan Inklusi Keuangan selama bulan Oktober yang diselenggarakan oleh OJK bekerja sama dengan Kementerian/Lembaga, Industri Jasa Keuangan. Bersama-sama kita bisa mencapai akses keuangan untuk semua dengan meningkatkan inklusi keuangan!
#Apa #itu #Tarif #Mengambang #Tarif #Tetap #Keuntungan #dan #Metode Apa itu Tarif Mengambang vs. Tarif Tetap: Keuntungan dan Metode