Bank di AS Hingga Eropa Jatuh, Perbankan Indonesia Masih Kuat?

Bank-bank di Amerika Serikat dan Eropa mengalami goncangan akibat pandemi COVID-19 dan perlambatan ekonomi global. Namun, perbankan Indonesia masih tergolong kuat dengan rasio kredit bermasalah yang relatif rendah. Meskipun demikian, bank-bank di Indonesia juga harus waspada dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan yang mungkin muncul di masa depan.

IndoPulsa.Co.id – Bank di AS Hingga Eropa Jatuh, Perbankan Indonesia Masih Kuat?

Blog Indo Pulsa – Jatuhnya beberapa bank besar di Amerika Serikat (AS) ke Eropa seperti Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank, dan Silvergate Bank akibat ketidakpastian ekonomi pasca pandemi Covid-19 yang berdampak pada kenaikan suku bunga acuan suku bunga dan penurunan aset kripto, membuat industri perbankan dalam negeri harus waspada dalam menjaga kecukupan modalnya. Padahal, situasi perbankan Indonesia dinilai kuat dalam menghadapi ancaman krisis.

Praktisi dan Peneliti Perbankan Badan Usaha Milik Negara di lembaga ESED Chandra Bagus Sulistyo mengatakan, dampak kegagalan bank-bank di AS dan Eropa terhadap perbankan di Indonesia belum akan berdampak langsung, apalagi ditambah dengan kinerja likuiditas bank dan bank yang baik. Indonesia. pertumbuhan ekonomi yang kuat.

“Dampaknya terjadi secara tidak langsung, kita syukuri. Alhamdulillah posisi ekonomi Indonesia cukup kuat, apalagi perbankan belajar dari pengalaman tahun 1998 dimana perbankan Indonesia cukup stabil,” kata Chandra saat dihubungi infobanknews, Senin, 27 Maret 2023.

Jika melihat tingkat permodalan bank-bank besar di Indonesia, terlihat masih sangat kuat. Tercermin dari peningkatan rasio kecukupan modal (CAR). Dewan Jasa Keuangan (OJK) menyatakan hingga Januari 2023 CAR perbankan berada pada 25,93%, dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 25,63%.

Kemudian, likuiditas industri perbankan di awal tahun 2023 masih di atas ambang batas dengan rasio likuiditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) pada Januari 2023 tercatat masing-masing sebesar 129,64% dan 29,13%, jauh di atas ambang batas yang ditetapkan masing-masing sebesar 50% dan 10. %.

“Aset perbankan juga dijaga dengan komposisi dana pihak ketiga yang proporsional yang didominasi oleh giro dan tabungan (CASA) atau dana murah yang semakin meningkat agar tidak sensitif terhadap pergerakan suku bunga,” jelasnya.

Selain itu, risiko kredit juga terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,76% pada Januari 2023 dan NPL gross sebesar 2,59%, serta Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Januari 2023 mencatat pertumbuhan sebesar 8,03%.

“Serta kinerja lainnya seperti risiko kredit, risiko pasar, permodalan dan laba masih terjaga dan tumbuh positif. Ini merupakan angin segar bagi perbankan kami dalam menghadapi ancaman yang ada,” kata Chandra.

Meskipun bank-bank di AS hingga Eropa menghadapi banyak masalah, perbankan Indonesia tetap kuat dan stabil. Jangan lewatkan kesempatan untuk menggunakan layanan perbankan yang handal dari IndoPulsa. Buat transaksi keuanganmu lebih mudah dan aman dengan IndoPulsa sekarang juga. Temukan layanan-layanan perbankan terbaik di https://www.indopulsa.co.id.

indopulsa logo

Aplikasi jual pulsa & kuota paling murah, voucher game, emoney / uang elektronik, token listrik, voucher internet, tv dan bayar tagihan online paling lengkap di Indonesia dengan sistem satu saldo deposit untuk semua layanan.

Contact

PT. KIOS PULSA INDONESIA

Nguntoronadi RT25 RW01, Kec. Nguntoronadi Kab. Magetan, Jawa Timur 63383