Halo para pengunjung setia! Apa kabar kalian hari ini? Saya harap semuanya baik-baik saja. Pada kesempatan kali ini, saya ingin membawa kalian untuk melihat perkembangan terkini di Hong Kong yang tengah menjadi sorotan dunia. Seperti yang kita ketahui, baru-baru ini terungkap skandal JPEX yang cukup menggemparkan. Namun, tidak hanya itu saja, pemerintah Hong Kong juga tengah merencanakan langkah baru yang menarik perhatian, yaitu menandai platform crypto yang mencurigakan. Penasaran? Yuk, simak artikel ini sampai selesai!
Hong Kong berencana untuk menandai platform crypto yang mencurigakan di tengah skandal JPEX
Komisi Sekuritas dan Kontrak Berjangka (SFC) Hong Kong mengintensifkan perang melawan platform cryptocurrency yang tidak diatur di wilayahnya di tengah skandal pertukaran crypto JPEX.
Dalam sebuah pernyataan, regulator mencatat bahwa mereka berencana untuk memberikan daftar semua platform perdagangan aset virtual (PPN) yang berlisensi, dianggap berlisensi, tertutup, atau aplikasi yang tertunda. Ini adalah bagaimana SFC ingin membantu klien mengidentifikasi platform crypto yang berpotensi tidak diatur yang beroperasi di Hong Kong.
Selain itu, Komisi bermaksud untuk mempertahankan daftar khusus “PPN yang mencurigakan” dan akan membuatnya tersedia untuk umum di situs webnya.
Skandal JPEX mengarah ke aturan permainan baru
Aturan baru diumumkan oleh SFC tak lama setelah skandal pertukaran cryptocurrency JPEX dimulai. Media lokal menggambarkan kasus ini sebagai salah satu contoh terburuk penipuan keuangan yang pernah ada di Hong Kong.
SFC menyatakan bahwa influencer cryptocurrency dan platform perdagangan membuat pernyataan palsu atau menyesatkan di media sosial, menunjukkan bahwa JPEX telah mengajukan permohonan lisensi PPN di wilayah tersebut.
Regulator menemukan bahwa JPEX belum mengajukan permohonan lisensi untuk beroperasi di Hong Kong meskipun mengklaim sebagai “platform berlisensi dan diakui untuk memfasilitasi perdagangan aset digital dan mata uang virtual.”
Kerugian $178 juta
Pada 17 September, JPEX menangguhkan beberapa operasi dan meningkatkan biaya penarikan di tengah krisis likuiditas. Platform tersebut mengatakan bahwa pembuat pasar pihak ketiga dengan jahat membekukan dana. Keesokan harinya, pengguna JPEX tidak dapat melakukan pemesanan baru untuk produk Earn.
Menurut data terbaru, kerugian finansial dari JPEX mencapai $ 178 juta. Polisi setempat menerima lebih dari 2.200 keluhan dari pengguna pertukaran.
Sebanyak 11 orang ditahan untuk diinterogasi. Polisi Hong Kong juga menangkap blogger crypto Joseph Lam karena mengiklankan JPEX dan menggerebek kantornya, menyita kotak bukti, termasuk beberapa uang kertas.
Dalam upaya untuk menangani skandal JPEX, Hong Kong berencana untuk menandai platform crypto yang mencurigakan. Terima kasih kepada pembaca yang telah membaca artikel ini sampai selesai. Sampai jumpa di update artikel menarik lainnya!