Rendahnya literasi keuangan masih menjadi masalah yang seringkali terjadi di masyarakat. Hal ini menyebabkan banyak orang menggunakan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Padahal, penggunaan pinjaman yang tidak bijak justru dapat menimbulkan masalah keuangan yang lebih besar di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan literasi keuangan dan mengelola keuangan dengan bijak.
IndoPulsa.Co.id – Rendahnya Literasi Masih Menyebabkan Masyarakat Menggunakan Pinjaman
Blog Indo Pulsa – Wakil Sekretaris Jenderal II AFTECH Firlie Ganinduto mengungkapkan pesatnya penggunaan teknologi digital yang berkontribusi dalam meningkatkan inklusi keuangan masyarakat tidak sejalan dengan tingkat literasi keuangan.
“Literasi keuangan masyarakat lebih kecil dari inklusi keuangan. Ini harus menjadi perhatian semua pihak untuk mewujudkan transformasi digital di sektor keuangan,” ujarnya dalam acara Diskusi Santai FEKDI, di Blog Indo Pulsa, Rabu, 10 Mei 2023.
Survei Literasi dan Inklusi Keuangan Nasional (SNLIK) keempat yang dilakukan OJK pada tahun 2022 juga menunjukkan literasi keuangan masyarakat baru mencapai 49,68%. Sedangkan indeks inklusi keuangan melonjak hingga 85,10%.
Menurutnya, gap yang terjadi antara inklusivitas dan literasi keuangan masyarakat juga berkontribusi terhadap masalah pinjaman online (pinjol) ilegal.
“Banyak orang terjebak dalam pinjaman karena mereka tidak memahami literasi keuangan. Misalnya, apakah pinjaman itu terdaftar atau bahkan ilegal?” dia menjelaskan.
Keterbatasan literasi keuangan masyarakat inilah yang terus diupayakan AFTECH agar indeks inklusi dan literasi seimbang dengan menggunakan platform teknologi finansial.
Berdasarkan kajian No Limit Indonesia tahun 2021, sebanyak 1.433 responden menyatakan menggunakan pinjaman ilegal untuk membayar utang, 542 karena berasal dari kalangan menengah ke bawah yang membutuhkan uang, 499 responden menggunakan pinjaman ilegal karena dana lebih cepat tersalurkan.
Faktanya, 42% orang yang terjebak dalam pinjaman ilegal adalah guru, 21% korban PHK, dan 18% ibu rumah tangga.
Rendahnya literasi masih menjadi masalah besar di Indonesia. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat yang masih menggunakan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan finansial mereka. Namun, dengan meningkatkan literasi keuangan, masyarakat dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih baik. Kunjungi https://www.indopulsa.co.id untuk informasi lebih lanjut.