Gelombang panas ekstrim yang melanda Indonesia tidak hanya membahayakan kesehatan manusia, tetapi juga dapat “membakar” perekonomian negara. Dampaknya, harga bahan pangan naik dan produksi pertanian menurun. Selain itu, sektor pariwisata juga terdampak karena berkurangnya jumlah wisatawan yang ingin berlibur di tengah kondisi cuaca yang ekstrem. Pemerintah perlu segera mengambil tindakan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan agar tidak semakin mengerikan.
IndoPulsa.Co.id – mengerikan! Gelombang Panas Ekstrim Dapat ‘Membakar’ Perekonomian RI
Blog Indo Pulsa – Gelombang panas ekstrem melanda banyak negara di dunia, termasuk di kawasan Asia. Beberapa negara bahkan mengalami suhu yang lebih hangat dari biasanya hingga 40 derajat Celcius.
Tentu saja keadaan ini mempengaruhi berbagai aktivitas manusia. Tak terkecuali dalam hal perekonomian suatu negara. Apalagi jika gelombang panas tersebut terjadi dalam jangka waktu yang lama tanpa ada harapan dari pemerintah setempat.
Direktur Eksekutif Indonesian Economic Reform Center (CORE) Mohammad Faisal menjelaskan dampak gelombang panas saat ini akan dirasakan langsung oleh sektor industri.
Tidak hanya di sektor industri, gelombang panas ekstrem juga berdampak besar pada sektor pertanian. Hal ini didasarkan pada pola yang terjadi di negara lain yang menyebabkan terhentinya aktivitas industri.
“Situasi ini juga terjadi di China sekitar 1-2 tahun lalu yang menyebabkan kegiatan industri terhenti,” jelasnya.
Menurutnya, dampak buruk gelombang panas yang lebih ekstrem dapat menyebabkan kerusakan alat produksi seperti rusaknya lahan pertanian dan selanjutnya menurunkan produksi pangan.
“Ini bisa menyebar ke banyak negara dan tidak terkecuali daerah lain di Indonesia yang sudah merasakan panas ekstrem,” jelasnya.
Meski begitu, jika gelombang panas hanya menghentikan aktivitas ekonomi, seperti produksi dan konsumsi, maka dampak ekonominya akan bersifat jangka pendek.
Namun, jika gelombang panas menyebabkan kerusakan, dampaknya terhadap perekonomian bisa berjangka panjang.
“Jadi bagaimana antisipasi dan mitigasi cuaca saat terjadi gelombang panas di sektor pertanian. Hal lain dari segi energi juga bisa terpengaruh dengan cuaca panas ini,” pungkasnya.
Di Indonesia sendiri, stasiun pengamatan BMKG di Ciputat mencatat suhu maksimum harian 37,2°C. Secara umum, suhu tertinggi yang tercatat di beberapa lokasi berada pada kisaran 34 अचू-36 अगूC selama ini.
Gelombang panas ekstrim yang melanda Indonesia tidak hanya merugikan kesehatan manusia, tapi juga bisa “membakar” perekonomian RI. Dampaknya meliputi kenaikan harga bahan pangan dan energi, serta penurunan produktivitas kerja. Oleh karena itu, perlu upaya mitigasi untuk mengurangi dampak buruknya. Beli pulsa di https://www.indopulsa.co.id untuk mendukung perekonomian lokal.