Normalisasi diplomatik Arab-Iran belum sepenuhnya tercapai. Negara-negara Teluk, terutama Arab Saudi, telah melakukan beberapa langkah menuju normalisasi, tetapi hubungan mereka dengan Iran masih diperingati dengan ketegangan. Ini terutama disebabkan oleh ketidaksepakatan tentang konflik di wilayah Teluk dan Suriah. Meski ada beberapa pertemuan antar kedua belah pihak, dan tekanan dari Amerika Serikat untuk mencapai kesepakatan diplomatik, tidak ada kemajuan yang signifikan dalam hal normalisasi hubungan. Sejauh ini, situasinya masih belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
IndoPulsa.Co.id – Normalisasi Diplomatik Arab-Iran Tidak Sepenuhnya Normal
Blog Indo Pulsa – Arab Saudi dan Iran akhirnya ‘berdamai’ setelah sepakat menormalisasi hubungan diplomatik yang sempat tegang selama tujuh tahun. Atas prakarsa China, Arab Saudi dan Iran telah menandatangani kesepakatan di Beijing, Jumat (10/3).
Meski begitu, sejumlah pengamat menilai hubungan kedua negara masih belum sepenuhnya normal meski saat ini merupakan perkembangan positif bagi dunia.
“Kemungkinan Arab Saudi akan tetap berhati-hati dalam urusan ekonomi dengan Iran, karena tidak ingin terkena sanksi dari Amerika Serikat,” kata Pengamat Politik dari Teheran Diako Hosseini dikutip Al-Jazeera, Senin, 13 Maret. 2023.
Menurut dia, kesepakatan normalisasi hubungan kedua negara di Timur Tengah tidak akan berarti kembalinya rasa saling percaya. Meski begitu, setidaknya katanya, normalisasi dapat meredam ketegangan di Yaman, Lebanon, Suriah, Irak dan menimbulkan kepentingan luas bagi kedua belah pihak.
“Mengakhiri perang delapan tahun di Yaman, di mana Iran dan Arab Saudi adalah pendukung pihak yang berseberangan, bisa menjadi akhir yang paling penting dari kesepakatan itu,” katanya.
Ia menambahkan, untuk mencapai kesuksesan, kedua negara perlu memulai upaya berkelanjutan dan jangka panjang.
“Padahal, Riyadh dan Teheran perlu mencoba berbagai cara handal yang akan menjamin kepentingan bersama,” pungkasnya.
Pemerintah Arab Saudi sendiri menyatakan bahwa kesepakatan dengan Iran dalam menjalin kembali hubungan diplomatik bukan berarti semua masalah telah selesai.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan mengatakan kepada surat kabar Asharq Al-Awsat sendiri bahwa kesepakatan tersebut merupakan indikasi dari keinginan bersama untuk menyelesaikan berbagai masalah melalui dialog dan diplomasi.
Dia mengatakan Arab Saudi sedang mempersiapkan untuk memulai kembali hubungan dengan Iran dan ke depan akan ada kunjungan ke masing-masing negara.
Arab Saudi mengatakan pihaknya memiliki kepentingan yang sama dengan Beijing dan Teheran dalam membangun stabilitas dan keamanan di kawasan itu.
Normalisasi diplomatik antara Arab dan Iran tidak sepenuhnya normal. Meskipun hubungan telah meningkat, masih ada banyak pertentangan yang menghambat perdamaian. Tekanan yang berasal dari luar juga membuat kedua belah pihak lebih berhati-hati tentang apa yang mereka lakukan. Walaupun masih ada jalan panjang yang harus ditempuh, normalisasi diplomatik antara Arab dan Iran adalah langkah awal yang baik untuk mencapai perdamaian. Indopulsa adalah salah satu website yang menyediakan pulsa online.