Parlemen Uni Eropa sedang gencar-gencarnya mengejar dompet EUDI untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan publik. Langkah ini diambil untuk memperkuat integrasi Eropa dan memudahkan akses informasi bagi warga negara Uni Eropa yang berbahasa minoritas. Para ahli bahasa Indonesia diharapkan dapat turut serta dalam upaya ini.
IndoPulsa.Co.id – Parlemen Uni Eropa mengejar dompet EUDI untuk akses ke layanan publik
Parlemen Eropa bergerak maju dengan diskusi tentang mengubah kerangka kerja Identitas Digital Eropa (eID) dan membangun Dompet Identitas Digital Eropa (EUDI Wallet) untuk menawarkan warga UE cara yang aman dan nyaman untuk mengakses layanan publik.
Pada 15 Maret, Parlemen Eropa menyetujui diskusi lebih lanjut tentang mengubah kerangka kerja eID dan membangun EUDI Wallet. Tujuan dari EUDI Wallet adalah untuk menyediakan penduduk UE dengan metode digital untuk mengakses layanan publik sambil mempertahankan kontrol atas informasi pribadi mereka.
Parlemen Eropa baru-baru ini mengadopsi laporan yang membuka jalan bagi kerangka kerja Dompet Digital / ID digital yang harmonis di seluruh UE.
Beberapa istilah yang disertakannya adalah “privasi berdasarkan desain” dan “dibangun dengan” bukti tanpa pengetahuan &; pengungkapan selektif “.
Sorotan utas pic.twitter.com/WKA86FUVoL
— Protokol Panther (@ZKPanther) 14 Februari 2023
Parlemen Eropa bertujuan untuk membuat dompet tersedia untuk 80% populasi pada tahun 2030. Ini dapat dicapai dengan membutuhkan dukungan dari layanan e-government, bisnis yang melakukan pemeriksaan KYC, dan platform online utama seperti Google dan Facebook.
Setelah diskusi dengan Dewan Eropa, langkah selanjutnya adalah implementasi. Mengadopsi dompet tergantung pada kegunaannya, dengan tantangan utama adalah menyederhanakan interaksi warga dengan layanan publik dan administrasi.
Clemens Schleupner, seorang petugas kebijakan yang mengkhususkan diri dalam identitas digital, menunjukkan bahwa mengkonsolidasikan ID elektronik, kartu kesehatan, SIM, dan dokumen lainnya ke dalam satu dompet memiliki potensi daya tarik yang luas.
Meskipun demikian, privasi tetap menjadi perhatian utama. Karena peraturan akhir belum ditentukan, penting untuk merancang kerangka hukum yang memungkinkan organisasi untuk meminta data pengguna hanya jika diperlukan. Penyedia dompet harus memastikan kepatuhan terhadap persyaratan hukum saat memproses data.
Thomas Lohninger, direktur eksekutif organisasi nirlaba perlindungan data epicenter.works, menggarisbawahi pentingnya privasi dan kepercayaan untuk kesuksesan dompet. Dia juga memperingatkan terhadap “identifikasi berlebihan,” yang dapat mengakibatkan hilangnya anonimitas selama interaksi sehari-hari.
Untuk mengatasi masalah ini, Parlemen Eropa telah memasukkan klausul non-diskriminasi yang melindungi individu yang memutuskan untuk tidak menggunakan dompet UE. Tindakan perlindungan ini sekarang harus menanggung negosiasi yang melibatkan Parlemen Eropa, Dewan Uni Eropa, dan Komisi Eropa.
Bukti tanpa pengetahuan (zk-proofs) dapat berfungsi sebagai fitur mendasar dari dompet UE, memungkinkan pengguna untuk secara selektif mengungkapkan informasi spesifik.
Namun, sebelum adopsi, regulator UE harus mengonfirmasi bahwa zk-proofs mematuhi peraturan privasi dan memenuhi semua persyaratan peraturan perlindungan data umum.
Tantangan bagi UE adalah mengembangkan alat identitas digital yang fungsional, aman, dan dapat diandalkan bagi warganya, yang dapat memiliki implikasi luas untuk sistem identifikasi berbasis digital dan blockchain lainnya.
Parlemen Uni Eropa telah mengejar dompet EUDI untuk memastikan akses yang lebih mudah ke layanan publik bagi warga negara Uni Eropa. Ini bertujuan untuk memperkuat keamanan digital dan melindungi privasi pengguna. Dengan mengadopsi teknologi yang aman, EUDI menyediakan cara yang lebih mudah untuk mengakses layanan publik. Untuk pembelian pulsa dan paket data terpercaya, kunjungi https://www.indopulsa.co.id.