Produktivitas beracun adalah kondisi ketika seseorang menghasilkan output kerja dengan kualitas yang buruk dan dalam jumlah yang sedikit, akibatnya kualitas hidup serta kesehatannya menurun. Ciri-ciri produktivitas beracun antara lain merasa sulit berkonsentrasi, selalu merasa cemas dan gelisah. Efeknya, kinerja kerja menjadi tidak teratur dan mengalami penurunan. Cara mengatasinya adalah dengan melakukan manajemen waktu serta mengambil waktu istirahat dan senantiasa menjaga kesehatan.
IndoPulsa.Co.id – Produktivitas Beracun: Pengertian, Ciri, Efek & Cara Mengatasinya!
Produktivitas beracun adalah sesuatu yang ada di sekitar kita tetapi terkadang kita tidak menyadarinya. Kami pikir ini adalah hal yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan. Lalu apa itu produktivitas toksik? Apakah ini akan berdampak positif atau negatif?
Menjadi produktif adalah tujuan yang kami anggap positif. Kita dapat mencapai tujuan kita dalam karir dan mencapai kesuksesan. Nyatanya, banyak buku membantu Anda menjadi produktif. Fokuskan semua hanya pada satu titik, yaitu mengejar kesuksesan dan karir untuk tujuan akhir yang sebenarnya tidak berpengaruh pada kemajuan diri. Berbeda dengan produktif, ada berbagai pembuktian seni hidup agar lebih bermakna, seperti seni gaya hidup minimalis.
Tapi, apa gunanya mengorbankan kesehatan demi produktivitas. Anda bahkan mengorbankan waktu untuk hubungan dengan orang yang Anda cintai. Jadi, apakah Anda memasuki produktivitas beracun? Bagaimana cara menghindarinya? Ayo tonton!
Apa itu Produktivitas Beracun?
Toxic Productivity adalah kondisi dimana seseorang merasa harus bekerja terus menerus tanpa memikirkan kesehatan fisik dan mentalnya. Meskipun produktivitas dianggap sebagai hal yang baik, produktivitas yang beracun dapat berdampak negatif bagi Anda. Karena Anda akan mengorbankan kesehatan untuk bekerja saja.
Joanne Baron, seorang psikolog mengatakan bahwa orang-orang di lingkungan produktivitas yang beracun tidak peduli dengan nilai seseorang. Mereka hanya peduli pada produktivitas, kekayaan, prestasi, melakukan hal-hal yang dianggap baik tetapi berbahaya bagi kesehatan fisik dan emosional.
Lalu mengapa produktivitas toksik muncul? Hal ini dapat timbul karena beberapa faktor. Di era media sosial, kita melihat banyak orang memamerkan kekayaan dan kesuksesannya. Sehingga seseorang semakin termotivasi untuk sukses, memiliki keinginan untuk diakui bahkan menjadi rendah hati yang memotivasi seseorang untuk terus berkarya. Dalam beberapa kasus, perilaku tersebut juga dapat disebabkan oleh tuntutan budaya perusahaan yang mendorong karyawan untuk selalu bekerja lebih giat.
Lalu apakah Anda memasuki ranah produktivitas beracun? Bagaimana Anda tahu jika Anda jatuh ke dalam produktivitas beracun?
7 Karakteristik Produktivitas Beracun
Apakah Anda memasuki lingkaran produktivitas beracun? Bagaimana kita mengenali tanda-tandanya? Berikut adalah 7 karakteristik produktivitas beracun:
- Mengabaikan Kesehatan
Saat tubuh kita lelah, pasti akan mengirimkan sinyal. Sinyal ini membuat Anda mengantuk, lelah bahkan pusing. Jika Anda tidak mengabaikan sinyal dari tubuh Anda, itu bisa termasuk dalam racun produktivitas. Orang yang memasuki produktivitas beracun tidak akan peduli dengan kesehatannya. Mereka akan terus berjuang untuk produktivitas
- Sering merasa bersalah saat tidak produktif
Hal ini mungkin terdengar familiar bagi Anda: sering merasa bersalah atau cemas ketika kita tidak melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan karir, meskipun Anda sudah bekerja keras sepanjang hari. Namun jangan terlalu memaksakan diri, karena istirahat sejenak juga merupakan bagian penting dari kesuksesan jangka panjang.
- Jadikan produktivitas sebagai satu-satunya prioritas dalam hidup
Produktivitas itu penting, tetapi hidup tidak semuanya tentang pekerjaan. Kita harus memiliki keseimbangan dalam hidup, antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Jangan hanya fokus pada pekerjaan dan mengabaikan kebahagiaan yang bisa didapat dari aktivitas di luar pekerjaan.
- Menetapkan tujuan yang terlalu tinggi dan tidak realistis
Tentu saja, memiliki tujuan yang ambisius adalah hal yang baik. Namun, ketika tujuan yang ditetapkan terlalu tinggi dan tidak realistis, hal ini justru akan menimbulkan kekecewaan dan rasa gagal. Cobalah untuk menetapkan tujuan yang dapat dicapai, tetapi tetap tantang diri Anda untuk menjadi lebih baik.
- Selalu merasa tidak cukup produktif
Ketika Anda terus-menerus merasa tidak cukup produktif, hal ini dapat menimbulkan stres dan ketidakpuasan dalam diri Anda. Tidak ada manusia yang dapat bekerja terus menerus tanpa istirahat, jadi jangan terlalu keras pada diri sendiri dan berikan waktu untuk istirahat dan bersantai.
- Sering bekerja di luar batas kemampuan
Beberapa orang cenderung bekerja terlalu keras dan melebihi batas kemampuannya. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan rasa lelah dan kurang produktif dalam jangka panjang. Ingatlah bahwa kesehatan itu sangat penting, dan cobalah untuk menetapkan batasan kerja yang realistis untuk diri Anda sendiri.
- Jangan berikan waktu dan ruang untuk kebahagiaan
Ketika produktivitas menjadi satu-satunya fokus Anda, kita sering melupakan hal-hal kecil yang bisa mendatangkan kebahagiaan dalam hidup. Cobalah luangkan waktu dan ruang untuk hal-hal yang Anda berdua nikmati, seperti menghabiskan waktu bersama keluarga atau melakukan hobi yang menyenangkan.
7 Dampak Produktivitas Beracun
Padahal, terus menerus menolak diri sendiri tanpa mempertimbangkan kesehatan diri sendiri, bisa berdampak negatif bagi kita. Berikut adalah 7 efek produktivitas beracun
- Gangguan tidur
Saat kita terus menerus memaksakan diri untuk bekerja terlalu keras, tubuh kita akan meresponnya dengan memproduksi hormon stres, seperti kortisol. Hormon-hormon ini dapat mengganggu pola tidur kita dan membuat kita sulit untuk tidur nyenyak.
- Stres kronis
Jika Anda memaksakan diri untuk bekerja tanpa istirahat, hal itu dapat menyebabkan stres kronis. Jangan abaikan stres ini karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan kecemasan, serta memengaruhi sistem imun dan fungsi kognitif kita.
- Kecemasan dan Depresi
Bekerja tanpa henti bisa membuat kita merasa cemas dan stres, bahkan bisa berujung pada depresi. Hal ini berkaitan dengan peningkatan produksi hormon kortisol yang menyebabkan perubahan keseimbangan kimia otak kita.
- Degradasi kinerja
Produktivitas beracun dapat mengurangi produktivitas Anda, jadi apa gunanya? Memaksakan diri untuk terus bekerja tanpa istirahat dapat menurunkan kinerja kita. Penelitian University of North Carolina menunjukkan bahwa istirahat teratur dapat membantu meningkatkan fokus, produktivitas, dan kreativitas kita.
- Kesehatan fisik menurun
Terus-menerus mendorong diri sendiri dapat memengaruhi kesehatan fisik kita. Penelitian Medical News Today telah menunjukkan bahwa terlalu banyak bekerja dapat merusak kesehatan fisik dan mental.
- Konflik dalam hubungan interpersonal
Produktivitas beracun dapat menyebabkan konflik dalam hubungan interpersonal kita. Ini bisa disebabkan oleh kurangnya waktu bersama keluarga dan teman, serta kelelahan dan ketidakmampuan untuk merespons dengan tepat.
- Kehilangan motivasi dan kegembiraan
Selain itu, produktivitas Toxic dapat menyebabkan Anda kehilangan motivasi dan semangat. Ini terkait dengan peningkatan kelelahan dan stres kronis yang dapat membuat kita merasa lelah dan kurang termotivasi untuk bekerja.
7 Cara Mengatasi Produktivitas Toxic
Berbicara tentang menghindari produktivitas beracun, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menghindarinya. Berikut adalah 7 cara untuk menghindari produktivitas beracun:
- Buatlah rencana yang realistis
Buatlah rencana kerja yang realistis dan sesuai kemampuan kita termasuk menyediakan waktu istirahat dan relaksasi. Cobalah untuk memprioritaskan pekerjaan yang paling penting dan berikan diri Anda cukup waktu untuk menyelesaikannya.
- Sisihkan waktu untuk istirahat dan rekreasi
Selain bekerja, pastikan Anda menyisihkan waktu untuk istirahat dan rekreasi. Terlibat dalam aktivitas menyenangkan di luar pekerjaan dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.
- Menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional
Penting untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan karier. Cobalah untuk tidak mengorbankan waktu bersama keluarga dan teman karena pekerjaan, dan sediakan waktu yang cukup untuk aktivitas di luar pekerjaan.
- Menerima kegagalan dan ketidaksempurnaan
Kegagalan dan ketidaksempurnaan adalah bagian dari kehidupan. Cobalah untuk menerima ini sebagai pelajaran dan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, bukan sebagai kegagalan.
- Belajar mengatakan “tidak”
Jangan takut untuk mengatakan “tidak” pada tugas yang tidak dapat diselesaikan atau bukan merupakan prioritas. Mengatakan “tidak” bukan berarti kita kurang produktif, justru membantu kita fokus pada tugas yang lebih penting dan memprioritaskan waktu untuk diri kita sendiri.
- Luangkan waktu untuk merenung
Sesekali, luangkan waktu sejenak untuk merenung dan merenungkan tujuan hidup dan karier Anda. Ini dapat membantu Anda untuk memastikan bahwa kita tetap fokus pada hal-hal penting dalam hidup.
- Kembangkan kebiasaan sehat
Mengembangkan kebiasaan sehat seperti olahraga, tidur yang cukup, dan pola makan yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan fisik dan mental kita. Sehingga kita dapat bekerja lebih efektif dan terhindar dari stres yang berlebihan.
Tingkatkan Kesehatan Finansial, Hindari Produktivitas Beracun!
Menyadari bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam segala aspek, inilah salah satu kedewasaan yang penting bagi manusia. Demikian pula, mengidam yang tidak terkendali dapat menyebabkan hutang berbunga melonjak dan dapat merusak kesehatan keuangan Anda. Efisiensi bukanlah kunci kesehatan finansial, tetapi Anda bisa lebih sehat secara finansial jika Anda sadar untuk memetakan kebutuhan mana yang benar-benar dibutuhkan segera dan tidak hanya membeli hanya untuk memacu Anda bekerja lebih keras. Jadi, kelola pengeluaran dengan hati-hati dengan tarikan produktivitas.
“Anda tahu tentang Produktivitas Beracun? Simak informasi tentang pengertian, ciri, efek dan cara mengatasinya di Indopulsa.co.id. Yuk, tingkatkan produktivitas dengan cara yang benar dan aman!”