Perkembangan perbankan syariah tidak hanya bergantung pada digitalisasi semata. Kunci utamanya adalah kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan syariah, inovasi produk dan pelayanan yang lebih baik, serta pengembangan sumber daya manusia yang profesional dan kompeten. Hal ini penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan memperluas pasar perbankan syariah di Indonesia.
IndoPulsa.Co.id – Selain Digitalisasi, Inilah Kunci Perkembangan Perbankan Syariah
Blog Indo Pulsa – Pelaku perbankan syariah semakin serius menerapkan transformasi digital guna meningkatkan kepuasan nasabah. Digitalisasi memang menjadi keharusan untuk memperkuat daya saing. Namun, perbankan syariah tidak hanya cukup digital. Model bisnis yang lebih fokus dan teruji adalah kunci sukses bisnis yang berkelanjutan.
Pengamat Ekonomi Syariah, Yusuf Wibisono menjelaskan, disrupsi digital terutama pasca pandemi COVID-19 memaksa perbankan melakukan transformasi digital. Di sisi lain, kebiasaan digital masyarakat berkembang. Perbankan yang layanannya sangat dipengaruhi oleh teknologi, data, dan sinergi antar pemangku kepentingan, jelas sangat membutuhkan transformasi digital. Perbankan syariah harus menjalani transformasi digital untuk menghadapi persaingan digital dengan bank konvensional atau bank syariah lainnya, serta pemain lain seperti fintech dan bank digital.
Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) itu juga menilai saat ini beberapa bank syariah telah serius melakukan transformasi digital, terutama para pemain besar antara lain Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Muamalat dan Bank Mega Syariah. Mereka terus memperkuat platform dan layanan digital mereka. Ekosistem ini juga diperluas melalui kerja sama dengan pemain digital lainnya, baik e-commerce maupun fintech.
Namun, ia menekankan bahwa tantangan yang lebih besar bagi perbankan syariah adalah model bisnis yang lebih fokus dan teruji. Indonesia saat ini tidak hanya membutuhkan perbankan syariah dengan ukuran besar, layanan lengkap, termasuk layanan digital, tetapi juga perbankan syariah dengan model bisnis yang terfokus.
Terkait hal itu, Yusuf menyayangkan konsolidasi atau merger bank-bank milik negara Islam pada 2021 karena dilakukan pada tahap di mana pangsa pasar perbankan syariah masih sangat rendah. Tindakan ini juga berpotensi mencegah bank syariah untuk mengeksplorasi ceruk pasar tertentu dan menjadi besar dengan strategi spesialisasi bisnis. Dalam kasus merger 3 bank syariah BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI), ia menilai industri perbankan syariah Tanah Air kehilangan satu bank syariah khusus pembiayaan mikro untuk usaha kecil yang sebelumnya terikat dengan BRI Syariah.
“Dan kini, jika rencana pengambilalihan BTN Syariah oleh BSI dilakukan, industri perbankan syariah berpotensi kehilangan bank syariah yang khusus membiayai kepemilikan rumah, terutama bagi rumah tangga kelas menengah ke bawah yang terikat dengan BTN Syariah,” dia berkata. dijelaskan.
Yusuf berpesan kepada peserta perbankan syariah untuk serius membangun model bisnis yang fokus, misalnya mengkhususkan pada pembiayaan pertanian, UKM, perumahan dan segmen potensial lainnya. Tantangan perbankan syariah ke depan bukan hanya digitalisasi, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pertumbuhan organik dicapai melalui model bisnis yang terbukti tangguh dalam menghadapi krisis, baik melalui fokus pada segmen nasabah tertentu atau segmen sektor bisnis tertentu.
Sementara itu, terkait pangsa pasar perbankan syariah yang baru mencapai 7%, Yusuf menilai situasi ini disebabkan dominasi pendekatan bottom-up dan minimnya dukungan pemerintah. Jika ingin lebih serius meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah, ke depan top-down revenue share harus lebih diperluas lagi.
Langkah minimal yang bisa diambil adalah pemerintah tidak bersaing dengan perbankan syariah dalam memperebutkan “dana syariah” seperti dengan menerbitkan sukuk secara besar-besaran. Industri perbankan dan keuangan syariah membutuhkan kehadiran sukuk negara, namun penerbitan secara besar-besaran, bahkan hingga level penerbitan sukuk ritel, telah menggerus DPK perbankan syariah.
Langkah lebih lanjut adalah memasukkan dana pemerintah dan/atau BUMN ke dalam perbankan syariah, atau contoh paling sederhana adalah penggajian seluruh ASN melalui bank syariah. Kebijakan afirmatif seperti ini akan meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah secara signifikan.
“Langkah yang paling progresif adalah konversi bank BUMN menjadi bank syariah, sebut saja bank BUMN terkecil, BTN. Jika BTN dikonversi menjadi bank syariah, begitu juga dengan konversi bank pembangunan daerah di Aceh, NTB dan juga Riau-Kepri, ini sangat signifikan, pangsa pasar perbankan syariah akan segera menembus 10%,” ujarnya. menyimpulkan.
Ari Astriawan.
Perbankan syariah tidak hanya bergantung pada digitalisasi untuk berkembang. Kunci lainnya adalah peningkatan kualitas pelayanan dan produk, serta penguatan branding. Indopulsa.co.id siap membantu bank syariah dalam memperluas jangkauan pelayanan mereka dengan menyediakan layanan top-up pulsa dan pembayaran tagihan secara mudah dan cepat. Dapatkan informasi lebih lanjut di sini.