Sub Holding PalmCo dan SupportingCo Mendorong Dekarbonisasi Industri Kelapa Sawit -> Sub Holding PalmCo dan SupportingCo Mendorong Industri Kelapa Sawit untuk Mengurangi Emisi Karbon.

Sub Holding PalmCo dan SupportingCo berkomitmen untuk mendorong dekarbonisasi industri kelapa sawit. Melalui inovasi dan teknologi, kami berupaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kinerja lingkungan. Kami juga bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mempromosikan praktik berkelanjutan dalam produksi kelapa sawit. Dengan sumber daya manusia yang kompeten dan investasi yang berkelanjutan, kami yakin dapat mencapai tujuan ini untuk masa depan yang lebih baik.

IndoPulsa.Co.id – Sub Holding PalmCo dan SupportingCo Mendorong Dekarbonisasi Industri Kelapa Sawit

Blog Indo Pulsa – Holding Perkebunan Nusantara yang akan segera membentuk Sub Holding PalmCo dan SupportingCo, menyusul sukses pembentukan SugarCo, diyakini akan berperan besar dalam mempercepat dekarbonisasi di industri perkebunan kelapa sawit Indonesia dan dunia.

Direktur Utama Persero Perkebunan Nusantara III, Mohammad Abdul Ghani mengatakan, pembentukan dua Subholding PalmCo dan SupportingCo dalam waktu dekat akan berdampak positif dalam percepatan dekarbonisasi melalui beberapa strategi, baik yang telah diterapkan maupun penguatan inisiatif dekarbonisasi itu sendiri. .

Pertama, kata dia, dalam hal pengelolaan aset. Adanya Subholding PalmCo melalui merger PTPN IV Sumut, PTPN V Provinsi Riau, PTPN VI Provinsi Jambi dan PTPN XIII Kalimantan, kemudian rencana merger SupportingCo melalui merger PTPN I Aceh, PTPN II Sumut, PTPN VII Selatan Sumatra. dan Lampung, PTPN VIII Jawa Barat, PTPN IX di Jawa Tengah, PTPN X, XI dan XII di Jawa Timur, serta PTPN XIV di Sulawesi, telah menjadikan kedua perusahaan tersebut Sub Holdings dengan luas panen 813 ribu hektar.

Sehingga, lanjutnya, dengan lahan pertanian, upaya dekarbonisasi berbasis alam melalui areal tanaman pertanian yang sangat luas, ditambah dengan kawasan konservasi yang tinggi, kedua Sub Holding tersebut diproyeksikan mampu menurunkan emisi melalui penggunaan pupuk dan dukungan yang tepat untuk kawasan konservasi. untuk mencapai 2 juta ton CO2Eq per tahun.

Dengan demikian, total emisi yang dihasilkan grup PTPN pada tahun 2019 adalah 2.849 kiloton setara CO2. Angka tersebut masih jauh lebih rendah dibandingkan perusahaan sawit sejenis seperti Sime Darbi sebanyak 3,4 ribu, SMART sebanyak 4 ribu, dan Grup Astra sebanyak 4,2 ribu.

“Jauh sebelum terbentuknya sub-holding PalmCo dan SupportingCo dan SugarCo yang sebelumnya terbentuk, PTPN Group telah berupaya menjaga kelestarian alam dengan melindungi kawasan bernilai konservasi tinggi, mengurangi emisi di lahan gambut, menggunakan pupuk yang tepat, dan menghijaukan kembali tanah gambut. . daerah. Semua pendekatan ini adalah bagian dari komitmen perusahaan untuk menjadi bagian dari upaya dekarbonisasi,” kata Ghani seperti dikutip pada 18 Mei 2023.

Komitmen pengelolaan sawit berkelanjutan, ungkap Ghani, juga terlihat dari berbagai pengakuan lembaga independen, mulai dari Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), Round Table Sustainable Palm Oil (RSPO), International Sustainability and Carbon Certification (ISCC), Environmental Management Sistem Sekitar ISO 14001. , Kanan, dan sebagainya.

“Sejak awal tahun 2000, PTPN Group telah menjalankan sistem perkebunan kelapa sawit berkelanjutan, bahkan PTPN menjadi salah satu dari tiga perusahaan pertama yang memperoleh sertifikasi ISPO di Indonesia. Begitu juga dengan RSPO dan ISCC. Saat ini sebanyak 54 pabrik kelapa sawit PTPN dan rantai pasoknya memiliki sertifikasi di atas, hingga akhir tahun insya Allah jumlahnya mencapai 65 UKM,” katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, PTPN berkontribusi pada tiga pilar dekarbonisasi di setiap lini bisnisnya, mulai dari efisiensi energi, dekarbonisasi di sektor ketenagalistrikan atau pembangkitan listrik dari sumber rendah emisi dan elektrifikasi pada penggunaan akhir.

Ketiga pilar tersebut dijalankan perusahaan dengan memaksimalkan penggunaan energi baru dan terbarukan melalui pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit (POME) dan limbah. Saat ini puluhan Pabrik Kelapa Sawit (UKM) sudah memiliki biogas. Begitu juga dengan SugarCo yang juga memperkuat pengelolaan limbah menjadi Biogas. Sejumlah instalasi biogas terpasang mengkonversi limbah dan menangkap gas metana untuk diubah menjadi listrik serta sumber energi cofiring, dan bentuk pemanfaatan lainnya, baik melalui skema kerjasama dalam negeri maupun luar negeri.

“Zero Pome melalui konversi limbah cair menjadi energi terbarukan merupakan komitmen PTPN,” kata Ghani.

Awal penggunaan biogas PTPN dimulai dengan PTPN V Riau yang menghasilkan listrik dari Build Operate Transfer (BOT) dengan perusahaan Malaysia sejak tahun 2012. Setelah itu ada Biogas Cofiring bekerjasama dengan BRIN, kerjasama ITB untuk Bio CNG, hingga saat ini PTPN juga mampu membuat biogas sendiri. Belakangan ini, PTPN melalui PTPN VII kembali menorehkan kesuksesan dengan terlibat aktif dalam pengembangan Biogas bersama tiga perusahaan gas asal Jepang yaitu Osaka Gas Co, Ltd (Daigas), JGC Holding Corporation (JGC), serta Inpex Corporation dan PT PGN (Tbk). .

Direktur PTPN IV yang juga Ketua Tim Peralihan PalmCO, Sucipto Prayitno menambahkan, dengan dibentuknya sub-holding yang fokus pada industri perkebunan kelapa sawit, maka perusahaan akan lebih fokus mengembangkan energi baru terbarukan dalam mendukung program pemerintah. menuju net zero emission pada 2060. Menurutnya, hingga 2050, PalmCo menargetkan mengoperasikan 75 instalasi pembangkit listrik tenaga biogas (PTBg) di berbagai wilayah Indonesia.

“Sub Holding PalmCo mendorong agar perusahaan lebih fokus, sehingga target seluruh UKM PTPN untuk memiliki fasilitas pengelolaan energi terbarukan yang ramah lingkungan tentunya dapat dipercepat dari perencanaan awal dimana 75 UKM memiliki biogas pada tahun 2050, bertabungan untuk dipercepat. oleh PalmCo,” kata Cipto.

Dengan seluruh inisiatif tersebut, PTPN diproyeksikan mampu menurunkan emisi karbon sebesar 36% pada tahun 2030 dan melampaui target emisi nol bersih sebesar minus 4% pada tahun 2060. Berdasarkan optimisme tersebut, mengingat PalmCo akan semakin produktif dan inovatif dengan luas lahan terluas di industri dalam pengelolaan limbah yang dihasilkan dari proses bisnis. Faktanya, PalmCo dan perusahaan kecil lainnya dianggap dapat membantu perusahaan lain yang perlu mengurangi emisi.

“Dengan itu, kami memiliki kesempatan untuk bekerja sama dengan semua pihak yang membutuhkan dekarbonisasi ini. Tentu hal ini sejalan dengan arahan Menteri BUMN yang menginginkan dekarbonisasi dilakukan secara kolaboratif dan tidak menurunkan daya saing. Insya Allah subholding PTPN melalui PalmCo dan SupportingCo akan dapat memberikan dampak positif bagi dekarbonisasi industri sawit dunia,” pungkas Cipto.

Sub Holding PalmCo dan SupportingCo berupaya mendorong dekarbonisasi industri kelapa sawit dengan berbagai inovasi dan teknologi. Hal ini sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan serta memenuhi tuntutan pasar global yang semakin peduli terhadap isu lingkungan. Dapatkan informasi lengkap mengenai industri sawit di https://www.indopulsa.co.id.

indopulsa logo

Aplikasi jual pulsa & kuota paling murah, voucher game, emoney / uang elektronik, token listrik, voucher internet, tv dan bayar tagihan online paling lengkap di Indonesia dengan sistem satu saldo deposit untuk semua layanan.

Contact

PT. KIOS PULSA INDONESIA

Nguntoronadi RT25 RW01, Kec. Nguntoronadi Kab. Magetan, Jawa Timur 63383