COGS (Cost of Goods Sold) atau Harga Pokok Penjualan merupakan salah satu konsep penting dalam dunia bisnis yang harus dipahami dengan baik. COGS mengacu pada biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau jasa yang dijual oleh perusahaan.
Komponen COGS meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku adalah biaya untuk membeli bahan-bahan yang digunakan dalam produksi. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya untuk membayar upah pekerja yang langsung terlibat dalam proses produksi. Sedangkan biaya overhead pabrik meliputi biaya-biaya produksi lainnya seperti listrik, air, dan peralatan pabrik.
Untuk menghitung COGS, Anda dapat menggunakan rumus sederhana yaitu: COGS = Awal Persediaan + Pembelian Bersih – Akhir Persediaan. Dengan rumus ini, Anda dapat mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau jasa yang terjual.
Jadi, jangan lewatkan untuk terus membaca artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang COGS dan bagaimana cara menghitungnya dengan benar. Selamat membaca!
IndoPulsa.Co.id – COGS (Harga Pokok Penjualan): Komponen dan Cara Menghitungnya
Harga Pokok Penjualan atau HPP merupakan total biaya yang digunakan untuk menjalankan proses produksi pada suatu perusahaan.
HPP merupakan faktor penting dalam perhitungan untung dan rugi. Hasil perhitungan dimasukkan laporan keuangan dalam periode tertentu.
Dengan adanya nilai COGS, para pelaku bisnis dapat menentukan harga jual produk secara akurat dan hasil penjualan yang terukur.
Untuk menghitung HPP dengan benar, ketahui dulu komponen penyusunnya dan rumus di bawah ini.
Apa itu HPP?
HPP merupakan pendapatan atau pendapatan dari produk yang dijual oleh suatu perusahaan atau badan usaha.
Angka HPP diperoleh dari penghitungan biaya produksi langsung maupun tidak langsung suatu produk atau jasa.
Biaya yang terlibat meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, produksi, overhead dan variabel.
Dengan kata lain, biaya-biaya yang termasuk dalam perhitungan HPP adalah biaya-biaya dari awal proses produksi hingga akhir, termasuk biaya operasional.
Secara umum HPP adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dari proses produksi pada suatu periode tertentu. Salah satu faktor yang digunakan untuk menghitung HPP adalah biaya produksi.
Misalnya biaya proses produksi restoran setiap bulannya digunakan untuk menentukan harga menu yang ditawarkan.
Perhitungan HPP ini dapat digunakan penjual untuk menentukan harga dasar dan harga produk untuk mendapatkan keuntungan terbaik.
Selain itu, nilai COGS digunakan untuk memperoleh laba kotor dan margin kotor. Di bawah ini adalah masing-masing rumus:
Laba Kotor = Harga Pokok Penjualan – Pendapatan
Margin Kotor = Laba Kotor: Hasil Penjualan
Semakin tinggi nilai COGS maka semakin rendah pula laba kotor yang diperoleh perusahaan.
Baca juga: Risiko Operasional: Memahami Penyebab, Contoh dan Penanganannya
Bagian dari HPP
HPP merupakan suatu nilai dalam laporan keuangan yang diperoleh dari perhitungan berbagai faktor dalam proses produksi dan operasi perusahaan. Berikut penjelasan singkatnya:
1. Stok Awal
Stok barang merupakan bagian HPP yang perlu diperhatikan. Badan usaha harus terlebih dahulu menghitung persediaan sebelum mulai menghitung HPP.
Stok awal ini mencakup biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk operasional produksi.
2. Pembelian Saham
Komponen kedua yang masuk dalam perhitungan HPP adalah pembelian stok penjualan. Tujuannya adalah untuk memastikan penyimpanan yang aman.
Untuk mengurangi biaya pembelian saham, eksekutif bisnis dapat menerapkan diskon, pengembalian uang, dan meningkatkan pengalaman perjalanan saat melakukan pembelian.
3. Pengakhiran Saham
Perhitungan COGS tidak akurat tanpa melibatkan perhitungan akhir. Setiap perusahaan mempunyai data yang memuat neraca pada akhir periode.
Dengan begitu, stok barang siap jual bisa dikurangi sehingga sisa yang tersedia bisa digunakan untuk produksi pada periode berikutnya.
Fitur Tidak Termasuk dalam HPP
Perhitungan HPP tidak mencakup seluruh faktor dalam kegiatan produksi. Beberapa biaya yang tidak dimasukkan adalah biaya non operasional dan biaya administrasi.
Biaya non operasional di sini berarti kebutuhan pembiayaan melalui pinjaman usaha dan pembayaran bunga.
Selain itu, biaya administrasi termasuk akuntansi, gaji, administrasi, sewa gedung, dan lain-lain tidak termasuk dalam perhitungan HPP.
Rumus COGS
Menghitung HPP dapat dilakukan dengan mudah selama diketahui nilai persediaan awal, pembelian stok, dan persediaan akhir. Metode HPPnya adalah:
HPP = (Pembelian Online + Persiapan Awal) – Persiapan Akhir
Untuk menghitung HPP, perhatikan langkah-langkah dan contoh perhitungan pada uraian berikut.
Baca juga: RAB (Rencana Penganggaran Biaya): Berikut Manfaat dan Cara Melakukannya
Cara menghitung HPP
Dalam menghitung HPP, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan. Di bawah ini adalah penjelasan masing-masing:
1. Penjualan aktual
Sebelum mendapatkan nilai COGS, langkah pertama yang perlu dilakukan oleh pelaku usaha adalah menentukan hasil seluruh penjualan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Penjualan Bersih = Total Penjualan – (Pengembalian + Diskon)
Misalnya, total penjualan Ny. Ani sebulan Rp 8 juta, Pendapatan penjualan Rp 2 juta dan diskon Rp 1,5 juta. Jadi, nilai penjualan bersihnya adalah Rp 4,5 juta.
2. Belanja Bersih
Setelah menemukan semua penjualan, hitung semua pembelian menggunakan rumus berikut:
Pembelian Sebenarnya = (Total Pembelian + Pengiriman) – (Pengembalian + Diskon)
Jika kita lanjutkan dengan contoh di atas, maka bisnis restoran milik Ny. Ani memiliki total pembelian Rp4 juta dan biaya pengiriman yang harus dibayar Rp500 ribu. Pengembalian pembelian Rp 250 ribu dan diskon Rp 400 ribu. Jadi, jumlah seluruh pembelian dari Ny. Ani Rp 3,85 juta.
3. Persiapan Produk
Perhitungan selanjutnya bertujuan untuk mengetahui nilai persediaan. Berikut rumus yang bisa digunakan:
Pembayaran Produk = Persediaan Asli + Pembelian Aktual
Masih berkaitan dengan contoh sebelumnya, usaha restoran Ny. Ani punya daftar awal Rp 5 juta. Pada akhir periode, sisa saldo sebesar Rp 2 juta. Jadi, total persediaan produk adalah Rp7 juta.
4. Harga Pokok Penjualan
Setelah mengetahui nilai persediaan akhir dan persediaan kotor, barulah para pelaku bisnis dapat menghitung HPPnya. Ada dua rumus yang bisa digunakan, yaitu:
- COGS = Harga Pokok Penjualan – Aset Akhir
- HPP = (Persiapan Awal + Pembelian Online) – Persiapan Akhir
Dari contoh di atas total produk usaha restoran Ibu. Ani untuk satu bulan Rp 7 juta dan rekening akhir Rp 2,5 juta. Dengan demikian, HPP yang diakuisisi bernilai Rp4,5 juta.
Nah itulah pembahasan mengenai HPP yang dapat membantu para pelaku bisnis dalam menentukan harga jual yang tepat untuk produknya. Dengan begitu, hasil penjualan bisa menguntungkan bisnis.
Untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi maka nilai COGS harus rendah. Untuk melakukan hal ini, perusahaan harus terus mengembangkan produk.
Pengembangan diri dapat dilakukan jika dana yang diperlukan tersedia. Jika Anda membutuhkan modal atau dana tambahan, jangan ragu untuk mengajukan pinjaman melalui layanan tersebut CUPEDES dari Pegadaian.
KUPEDES adalah pinjaman usaha dan program loyalitas umum, individu dan selektif. Suku bunga yang ditawarkan bagus dan cocok untuk mengembangkan usaha kecil.
Lengkapi persyaratan dan kirimkan pengajuan pinjaman dengan mudah dan cepat. Jika permohonan disetujui, teman-teman bisa mendapatkan pinjaman mulai dari Rp 20 juta hingga Rp 500 juta.
Ayo kembangkan bisnismu dengan mengajukan pinjaman usaha mudah dan cepat dari Pegadaian!
Baca juga: Rasio Solusi: Definisi, Manfaat dan Kerangka
COGS (Harga Pokok Penjualan) adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa. Komponennya meliputi bahan baku, tenaga kerja, dan biaya produksi lainnya. Cara menghitungnya adalah dengan menjumlahkan semua biaya produksi. Kunjungi https://www.indopulsa.co.id untuk informasi lebih lanjut.