Virus H3N2 menyebabkan masalah kesehatan yang besar di India. Warga India dipaksa untuk menghadapi batuk berkepanjangan. Penyakit ini disebabkan oleh virus flu, yang menyebar di seluruh negara. Virus tersebut menyebabkan gangguan pernapasan yang parah dan demam. Gejala lainnya adalah sakit kepala, batuk, dan mual. Pemerintah India telah mengeluarkan beberapa langkah untuk menangani masalah ini. Di antaranya adalah menyediakan vaksin, meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan, serta memperluas program kesehatan masyarakat. Para ahli kesehatan juga menyarankan untuk menjaga kebersihan tangan, menghindari kontak dengan orang yang sakit, dan membatasi kegiatan luar rumah.
IndoPulsa.Co.id – Dihantam Virus H3N2, Warga India Menderita Batuk Berkepanjangan
Blog Indo Pulsa – Akhir-akhir ini virus H3N2 menjadi ancaman serius bagi India. Mengutip Indian Express, dilaporkan ada 90 kasus infeksi yang dikonfirmasi, dan dua di antaranya berakhir dengan kematian.
Pasien yang pergi ke rumah sakit mengatakan mereka mengalami batuk terus-menerus selama berminggu-minggu bahkan setelah flu mereda. Padahal, gejala virus ini jauh lebih buruk dibandingkan penyakit serupa yang diobati sebelumnya.
“Rumah sakit telah menerima lebih dari 100 kasus pasien dengan gejala demam,” kata Wakil Direktur Medis Rumah Sakit Perwalian Anak Kanchi Kamakoti, Dr Janani Sankar, dikutip Jumat, 17 Maret 2023.
Sementara itu, Laboratorium Kesehatan Masyarakat Negara Bagian India menguji sekitar 50 sampel dengan gejala penyakit seperti influenza (ILI) pada bulan Februari dengan temuan Virus Influenza A (H3N2) yang beredar utama.
Kondisi ini diikuti oleh virus syncytial pernapasan dan adenovirus, yang merupakan patogen pernapasan umum.
Hasil laporan juga menyatakan bahwa peningkatan kasus ILI bukan disebabkan oleh COVID-19 dan flu babi (AH1N1). Sebaliknya, itu disebabkan oleh virus Influenza A, khususnya subtipe A (H3N2), yang merupakan patogen pernapasan umum yang menyebabkan flu musiman.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan bahwa H3N2 menyebabkan pandemi flu pada tahun 1968 yang mengakibatkan kematian sekitar satu juta orang di seluruh dunia dan sekitar 100.000 di AS.
Dalam studi tahun 2020 yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications, ditemukan bahwa strain virus H3N2 telah berkembang selama lima dekade terakhir, yang mirip dengan gejala flu lainnya seperti batuk, sakit tenggorokan, pilek, demam hingga kelelahan yang luar biasa.
Menurut Indian Medical Association (IMA), infeksi yang disebabkan oleh virus H3N2 biasanya berlangsung selama 5-10 hari dan demam mulai hilang setelah tiga hari. Namun, batuk bisa bertahan hingga tiga minggu.
Selain di India, kasus flu yang menginfeksi saluran pernapasan juga terjadi di beberapa negara lain seperti China, Kamboja, dan Spanyol.
Di China, dilaporkan dua warganya terjangkit virus H5N1 dan virus H5N6. Dalam kasus pertama, seorang wanita berusia 53 tahun dari Provinsi Jiangsu, di China Timur terkonfirmasi positif terkena virus H5N1 setelah mengonsumsi daging ayam.
Sedangkan pada kasus kedua, seorang pria berusia 49 tahun di Provinsi Guangdong, China Selatan terkonfirmasi positif H5N6 setelah melakukan kontak dengan unggas hidup. Dia mengalami gejala pada 17 Desember 2022 dan dirawat di rumah sakit setempat selama empat hari.
Sebelum menyebar di China, seorang gadis berusia 11 tahun dari sebuah desa di provinsi tenggara Prey Veng, Kamboja, meninggal di sebuah rumah sakit di ibu kota, Phnom Penh.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tim kesehatan setempat, diketahui ia terkena flu burung Tipe A H5N1.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperingatkan bahwa dunia harus bersiap menghadapi potensi wabah flu burung pada manusia.
“Situasi global untuk H5N1 mengkhawatirkan mengingat meluasnya penyebaran virus pada burung di seluruh dunia,” kata Direktur Kesiapsiagaan dan Pencegahan Epidemi dan Pandemi WHO Sylvie Briand seperti dikutip di situs resmi PBB.
Virus H3N2 telah menghantam India dengan kepanjangan dan menyebabkan batuk yang tidak kunjung hilang. Penanganan yang tepat dan cepat perlu dilakukan oleh warga India untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain. Indopulsa adalah salah satu cara yang dapat membantu masyarakat India dalam mengakses informasi seputar kesehatan dan menjaga diri mereka dari penyebaran virus.