Fundamental kuat dari sektor perbankan Indonesia terlihat saat ini melalui kebalnya dampak krisis SVB yang sedang terjadi. Meskipun beberapa bank terpapar kerugian, namun tiket pimpinan yang cerdas dengan kebijakan yang tepat mampu menstabilkan kondisi perbankan. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki fondasi yang kokoh sebagai negara berkembang dengan kekuatan ekonomi yang bertahan di tengah tantangan global.
IndoPulsa.Co.id – Fundamental Kuat, Perbankan Indonesia Kebal Dampak SVB
Blog Indo Pulsa – Kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) sebenarnya terjadi akibat sebagian likuiditas SVB yang tersimpan di surat berharga US T-Bill menurun akibat kenaikan suku bunga acuan The Fed. Padahal, SVB di masa pandemi Covid-19 memiliki aliran likuiditas yang relatif aman.
Economist Center for Economic Reform (Teras), Piter Abdullah menegaskan hal tersebut tidak akan mempengaruhi perbankan Indonesia, karena Indonesia sendiri tidak memiliki cabang SVB dan tidak bertransaksi langsung dengan SVB.
Kemudian, tambahnya, situasi perbankan Indonesia saat ini relatif aman karena fundamental perbankan Indonesia masih cukup kuat, terutama perbankan yang juga masih baik, dan tidak terpapar langsung dengan sistem keuangan global.
Piter juga menjelaskan, melihat situasi tersebut, suku bunga Bank Indonesia (BI) kecil kemungkinan naik lagi, jika memang naik diperkirakan hanya naik 25 bps.
“Kenapa? The Fed sendiri, kalau saya lihat ini dan dilihat pasar, apakah The Fed terakhir melakukan kenaikan baru bulan ini sebesar 25 bsp, itu sebenarnya di bawah perkiraan pasar yang berada di kisaran 50 bsp,” imbuhnya. .
Piter melihat kasus SVB sebagai salah satu hal yang menyadarkan The Fed bahwa ada risiko yang muncul dari keputusan menaikkan suku bunga secara terus menerus. Oleh karena itu, hal ini memicu The Fed untuk membalikkan arah suku bunga menjadi turun atau tetap sama.
“Jadi saya lihat itu akan berubah kalaupun tidak berubah akan menahan suku bunga. Analis di Amerika mengatakan bahwa The Fed kemungkinan akan mengubah atau mulai menurunkan suku bunga tahun ini,” kata Piter.
Sehingga jika hal ini terjadi maka suku bunga BI tidak akan naik lagi bahkan mengikuti jejak The Fed yang nantinya mulai menurunkan suku bunga dan untuk saat ini diperkirakan suku bunga BI tidak akan naik lebih tinggi lagi.
Senada dengan itu, Ekonom Institute of Economic and Financial Development (INDEF) M. Rizal Taufikurahman menyatakan saat ini suku bunga BI masih moderat dalam jangka pendek dan hal ini harus terus dipantau pengaruhnya terhadap keuangan negara dan perekonomian .
Sedangkan untuk mengantisipasi krisis perbankan global seperti SVB, perbankan Indonesia masih perlu memperkuat kontrol atas pengelolaan kredit bank, peredaran uang, dan sistem perbankan itu sendiri.
Dalam menghadapi dampak pandemi SVB, perbankan Indonesia menunjukkan fundamental yang kuat dan bisa bertahan. Meski terdampak, namun lembaga keuangan kita mampu bangkit. #IndoPulsa juga turut berperan dalam mendukung industri perbankan dengan memberikan solusi pembayaran selama masa sulit ini. Kunjungi https://www.indopulsa.co.id untuk info lengkap.