Kurangnya habitat bagi pembaca adalah investasi investasi yang bodoh. Di era digital ini, semakin sedikit orang yang membaca buku dan majalah. Namun, masih banyak investor yang berinvestasi dalam industri ini. Padahal, hal tersebut bisa dianggap sebagai investasi yang tidak cerdas. Karena, semakin sedikit orang yang membaca, semakin sedikit pula permintaan akan produk-produk tersebut. Sebagai investor, kita harus lebih cerdas dalam memilih investasi yang sesuai dengan tren pasar saat ini.
IndoPulsa.Co.id – Kurangnya Habitat bagi Pembaca adalah Peluang Investasi yang Bodoh
Blog Indo Pulsa – Akhir-akhir ini kasus penipuan investasi di tanah air semakin marak, tidak sedikit. Penipuan ini tidak lepas dari literasi keuangan masyarakat Indonesia yang masih lemah.
Pengamat perbankan Paul Sutaryono mengatakan, rendahnya literasi keuangan masih menjadi faktor utama maraknya investasi curang yang menjadi korban.
Dalam meningkatkan literasi keuangan, kata dia, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak seperti OJK, bank, dan lembaga keuangan non bank untuk aktif mengedukasi dan mensosialisasikan produk dan layanan perbankan, investasi, dan keuangan.
“Upaya ini memang diharapkan dapat meningkatkan tingkat literasi keuangan konsumen. Dengan begitu, kasus penipuan investasi bisa diminimalisir,” jelasnya.
Terkait dengan langkah-langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi sindikat kejahatan perbankan yang juga melibatkan ‘orang dalam’ bank, beliau menyarankan untuk lebih meningkatkan penerapan manajemen risiko oleh bank itu sendiri.
“Manajemen risiko yang wajib diterapkan bank meliputi risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, dan risiko operasional. Dalam operational risk ada people risk,” ujarnya.
Pinjaman dan Investasi Penipuan
Hingga April 2023, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Satuan Tugas Intelijen Investasi (SWI) sendiri telah menghentikan 15 entitas yang menawarkan investasi tanpa izin dan 155 platform pinjaman online (pinjol) ilegal.
Tingkat viktimisasi juga sangat tinggi. Terbukti, sejak awal Januari hingga 30 April 2023, OJK telah menerima 94.737 permohonan layanan, meliputi 6.371 pengaduan, 34 pengaduan bertanda pelanggaran, dan 420 sengketa yang masuk LAPS Sektor Jasa Keuangan (SJK).
Banyaknya korban penipuan investasi dan pinjam meminjam mendorong OJK untuk terus mengakselerasi program literasi keuangan secara besar-besaran sebagai upaya mendukung pencapaian target inklusi dan literasi keuangan negara.
Baik dilakukan melalui kegiatan tatap muka (offline) maupun daring (online) melalui Learning Management System (LMS) dan media sosial.
Dalam dunia digital, kurangnya habitat pembaca adalah investasi investasi yang bodoh. Bisnis online semakin berkembang dan semakin banyak orang yang memilih untuk membaca di platform digital. Oleh karena itu, memperluas habitat pembaca adalah investasi yang cerdas. Kunjungi Indopulsa untuk solusi terbaik dalam memperluas jangkauan pembaca Anda.
Link: Indopulsa