Asean harus mempertahankan momen penting dengan mengajukan mitigasi perubahan iklim. Ada banyak tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi karbon, seperti mempromosikan energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi. Selain itu, mempertahankan hutan dan lahan alih fungsi dapat menangani pemanasan global. Dengan kerja sama dan kolaborasi yang kuat, Asean dapat memberikan kontribusi besar dalam menjaga keberlangsungan lingkungan dan kesejahteraan global.
IndoPulsa.Co.id – Momentum yang Tepat bagi Asean untuk Mengajukan Mitigasi Perubahan Iklim
Bali – Peran bank sentral negara-negara ASEAN dinilai sangat penting dalam membangun kerangka kerja transisi keuangan hijau, mempromosikan paparan yang berkelanjutan, menyusun mekanisme kebijakan untuk mencapai tingkat emisi nol guna mengurangi perubahan iklim. Meski implementasinya menantang, momentum pertemuan ASEAN merupakan waktu yang tepat untuk mengimplementasikan operasi bisnis rendah karbon dan produk serta teknologi rendah emisi.
Hal tersebut mengemuka dalam High Level Seminar bertajuk Aligning Policies for Climate Transition yang diselenggarakan Bank Indonesia di Bali, 30 Maret 2023. Acara ini merupakan rangkaian pertemuan Menteri Keuangan ASEAN dan Gubernur Bank Sentral (pertama AFMGM), mendukung pesan keberlanjutan sebagai salah satu pilar ASEAN Indonesia’s Priorities Economic Deliverables (PEDs).
Gubernur BI Perry Warjiyo menekankan pentingnya transisi yang dikelola dengan baik untuk mengurangi risiko ekonomi dan sosial. Hal ini dicapai dengan 3 (tiga) pertimbangan yaitu i) kebijakan yang kuat dari otoritas dan dukungan politik dari pemerintah, ii) kerangka transisi perubahan iklim yang jelas, dan iii) keberlanjutan modal untuk pengembangan proyek hijau. .
“Negara-negara ASEAN yang masing-masing memiliki kapasitas dan tantangan yang berbeda, harus mendapatkan bantuan teknis dalam transisi hijau,” ujar Perry.
Menurutnya, peran bank sentral tidak hanya mendorong green finance tetapi juga pada level implementasi, terutama pada masa transisi keuangan. BI juga berkomitmen kepada sektor swasta dan pemerintah menuju Pertumbuhan Pembangunan Berkelanjutan (SDG). Dalam implementasinya, BI telah menerapkan sejumlah kebijakan antara lain insentif likuiditas bagi bank yang melakukan proyek hijau, bantuan teknis keuangan hijau yang dikemas dalam lokakarya untuk pemerintah daerah, pengelolaan cadangan devisa yang mencakup portofolio sektor hijau dan sukuk.
Negara-negara ASEAN sendiri dinilai relatif rentan terhadap perubahan iklim, dengan mempertimbangkan antara lain tingginya risiko bencana alam, ketergantungan pada sektor-sektor yang sensitif terhadap iklim seperti pertanian, sumber daya alam, dan ekonomi berbasis populasi dan pesisir yang tinggi.
Momentum yang tepat bagi ASEAN untuk mengajukan mitigasi perubahan iklim sudah semakin mendesak. Hal ini penting bagi kelangsungan hidup planet bumi dan generasi mendatang. Semua pihak perlu terlibat aktif dan memberikan dukungan penuh. Bersama-sama, mari lakukan aksi nyata demi masa depan yang lebih baik. Kunjungi https://www.indopulsa.co.id untuk info lebih lanjut.