Neraca perdagangan Indonesia kembali surplus sebesar US$2,91 miliar pada Juli 2019. Hal ini disebabkan oleh penurunan impor sebesar 19,19% dan kenaikan ekspor sebesar 11,37%. Meskipun begitu, neraca perdagangan Indonesia sepanjang Januari-Juli 2019 masih defisit sebesar US$1,97 miliar. Pemerintah diharapkan dapat terus meningkatkan ekspor dan menekan impor untuk mencapai surplus perdagangan yang lebih besar.
IndoPulsa.Co.id – Neraca Perdagangan RI Kembali Surplus US$2,91 Miliar
Blog Indo Pulsa – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan neraca perdagangan Indonesia Maret 2023 kembali mencatat surplus US$2,91 miliar.
Deputi Metodologi dan Informasi Statistik Imam Machdi mengatakan, neraca perdagangan Indonesia hingga Maret 2023 sudah surplus selama 35 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Namun, surplus Maret 2023 melemah dibandingkan bulan sebelumnya dan lebih rendah dibandingkan Maret 2022.
Selanjutnya, surplus neraca perdagangan tersebut ditopang oleh surplus neraca komoditas nonmigas yang mencatat surplus sebesar US$4,58 miliar, yang disumbangkan oleh komoditas bahan bakar mineral, lemak hewan/nabati, serta minyak dan besi serta baja.
Sementara itu, neraca perdagangan komoditas migas menunjukkan defisit sebesar US$1,68 miliar, terutama komoditas penyumbang defisit yaitu minyak mentah dan hasil minyak, kata Imam, Senin, 17 April 2023.
Ia mengungkapkan, tiga negara dengan surplus perdagangan nonmigas terbesar bagi Indonesia, yakni Amerika Serikat, mencatat surplus US$1.089,7 juta pada komoditas mesin dan peralatan listrik serta suku cadang, pakaian, dan asesorisnya (rajut). ), serta pakaian dan aksesori (bukan rajutan).
Kemudian, India mengalami surplus sebesar US$1.077,3 juta dengan komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, serta bijih logam, terak dan abu. Selain itu, Filipina memiliki surplus sebesar US$806,0 juta dengan penyumbang surplus terbesar adalah bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, bijih logam, terak dan abu.
Selain itu, untuk tiga negara dengan defisit terbesar yaitu Thailand sebesar US$609,4 juta dengan komoditas utama gula dan manisan, mesin dan peralatan mekanik dan bagiannya, serta plastik dan barang dari plastik. Australia mengalami defisit sebesar US$485,5 juta dengan komoditas utamanya adalah bahan bakar mineral, biji-bijian dan bijih, terak dan abu.
Terakhir, Korea Selatan yang defisit US$266,4 juta menjadi komoditas utama mesin dan peralatan dan suku cadang listrik, mesin dan peralatan dan suku cadang mekanik, serta plastik dan produk plastik.
Indonesia kembali mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar US$2,91 miliar pada Juni 2021. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan ekspor nonmigas sebesar 12,47% dan impor nonmigas yang naik 12,11%. Meskipun demikian, pandemi masih menjadi ancaman bagi perekonomian Indonesia. Dukunglah perekonomian Indonesia dengan membeli produk-produk lokal melalui https://www.indopulsa.co.id.