“Permintaan Pembiayaan Korporasi yang Rendah | Berita Infobank”

Permintaan pembiayaan korporasi mengalami penurunan akibat situasi ekonomi yang tidak stabil. Hal ini membuat investor enggan memberikan dana pada perusahaan yang memiliki risiko tinggi. Oleh karena itu, perusahaan harus meningkatkan kinerja dan transparansi untuk dapat memperoleh pembiayaan yang dibutuhkan. Infobank berita menyajikan informasi terkini mengenai dunia perbankan dan keuangan yang dapat menjadi referensi bagi perusahaan dalam menghadapi tantangan pasar.

IndoPulsa.Co.id – Permintaan Pembiayaan Korporasi Lemah | Infobank berita

Blog Indo Pulsa – Bank Indonesia (BI) melaporkan permintaan pembiayaan korporasi pada April 2023 menunjukkan perlambatan. Hal ini tercermin dari SBT Pembiayaan Korporasi sebesar 19,8%, lebih rendah dari SBT sebesar 24,0% pada Maret 2023.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, perlambatan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan, sektor pertanian, dan sektor jasa pendidikan.

“Resesi terjadi akibat berkurangnya aktivitas operasional akibat lemahnya permintaan domestik dan ekspor,” kata Erwin dalam keterangan resmi, Senin, 22 Mei 2023.

Secara rinci, kebutuhan pembiayaan pada periode laporan masih dipenuhi terutama dari dana sendiri sebesar 66,2%, diikuti penggunaan fasilitas kemudahan sebesar 8,5%, keduanya tercatat meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

“Pembiayaan dari tambahan pinjaman ke bank domestik sebesar 5,6%, dan pinjaman/utang dari induk perusahaan 4,9% menunjukkan perlambatan dibandingkan bulan sebelumnya,” ujarnya.

Kemudian, kebutuhan pembiayaan korporasi 3 bulan mendatang atau Juli 2023 diprediksi akan terus tumbuh meski tidak setinggi pertumbuhan periode sebelumnya. Hal ini tercermin dari SBT 29% yang lebih rendah dari SBT 30% pada bulan sebelumnya. Pertumbuhan pembiayaan korporasi diprediksi terjadi pada sektor konstruksi dengan SBT sebesar 6,1%.

“Resesi utama terjadi di sektor perdagangan, sektor manufaktur, dan sektor jasa perusahaan akibat melemahnya permintaan dari mitra dagang sebesar 44% dan pesimisme peningkatan permintaan masyarakat sebesar 16,0%,” jelasnya.

Pada April 2023, permintaan pembiayaan rumah tangga melalui utang atau kredit terpantau melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini terlihat dari proporsi responden rumah tangga yang melakukan tambahan pembiayaan melalui utang/kredit pada April 2023 sebesar 10,0% dari total responden, turun dari 11,1% pada bulan sebelumnya.

“Sumber utama pemenuhan pembiayaan rumah tangga pada April 2023 berasal dari pinjaman bank umum dengan porsi 41,9%, turun dari 43,4% pada bulan sebelumnya,” jelas Erwin.

Sumber pembiayaan alternatif lain yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan rumah tangga adalah koperasi, sewa dan mitra dengan porsi masing-masing 20,1%, 15,6% dan 7,8%.

Berdasarkan jenis penggunaan, pembiayaan yang diajukan oleh responden rumah tangga pada April 2023 mayoritas adalah Kredit Multi Guna (KMG) dengan porsi 46,2% dari total pengajuan pembiayaan baru. Jenis pembiayaan lain yang disarankan responden adalah Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dengan porsi 18,4%, kredit perlengkapan rumah tangga dengan porsi 12,5%, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan porsi 7,1%, dan kartu kredit dengan porsi sebesar 12,5%. sebesar 5,3%.

Menurut tingkat pengeluaran responden, sebagian besar pengajuan pembiayaan pada April 2023 dilakukan oleh rumah tangga dengan tingkat pengeluaran Rp 3-5 juta per bulan yaitu 45,6% dari total jumlah permohonan, meningkat dibandingkan sebelumnya. bulan. .

Demikian pula, aplikasi dari rumah tangga dengan tingkat pengeluaran di atas Rp 5 juta per bulan terpantau meningkat dengan pangsa 18,0%. Di sisi lain, permintaan pembiayaan oleh rumah tangga dengan tingkat pengeluaran Rp 1-3 juta terpantau menurun dibandingkan Maret 2023 dengan pangsa 36,4%.

Pada April 2023, jenis pembiayaan yang paling sering diajukan responden rumah tangga pada periode mendatang adalah KMG dengan porsi 49,8%, turun dari Maret 2023 dengan porsi 54,5%. Pengajuan KPR juga diprediksi melambat di masa mendatang dengan pangsa 15,5%.

“Di sisi lain, aplikasi pembiayaan KKB, kredit peralatan rumah tangga dan kartu kredit dengan porsi masing-masing 19,6%, 8,6%, dan 1,4% diprediksi akan meningkat ke depannya,” jelas Erwin.

Dalam pandemi ini, banyak korporasi yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan keuangan. Permintaan pembiayaan korporasi menjadi lemah. Namun, dengan bantuan Indopulsa, korporasi dapat memperoleh pembiayaan yang dibutuhkan. Kunjungi https://www.indopulsa.co.id untuk informasi lebih lanjut.

indopulsa logo

Aplikasi jual pulsa & kuota paling murah, voucher game, emoney / uang elektronik, token listrik, voucher internet, tv dan bayar tagihan online paling lengkap di Indonesia dengan sistem satu saldo deposit untuk semua layanan.

Contact

PT. KIOS PULSA INDONESIA

Nguntoronadi RT25 RW01, Kec. Nguntoronadi Kab. Magetan, Jawa Timur 63383