Puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi umat muslim di seluruh dunia. Dalam sejarahnya, asal mula puasa Ramadhan bermula dari zaman nabi Muhammad SAW. Perkembangannya terjadi secara bertahap dan melalui berbagai peristiwa penting, seperti terbukanya Kota Mekah. Puasa Ramadhan juga menjadi simbol solidaritas dan toleransi antar umat Islam, serta memperkuat tali persaudaraan. Saat ini, puasa Ramadhan tetap menjadi tradisi yang dijalankan setiap tahun oleh umat muslim di seluruh dunia.
IndoPulsa.Co.id – Sejarah Puasa Ramadhan: Asal Mula dan Perkembangannya di
Puasa ramadhan adalah wajib bagi setiap muslim yang memenuhi syarat puasa satu bulan penuh di bulan ramadhan. Apa? Tahukah Anda bagaimana puasa dimulai dan kapan puasa Ramadhan pertama kali dipaksakan? Mari lihat.
Sejarah Puasa Ramadhan
Sejarah puasa Ramadhan menurut Imam al-Qurthubi sebagaimana dikutip dalam buku “Misteri Bulan Ramadhan” karya Yusuf Burhanudin menjelaskan bahwa Nabi Nuh AS adalah orang pertama yang berpuasa Ramadhan. Nabi Nuh melakukan hal tersebut setelah turun dari bahteranya setelah badai menerpa negeri kaumnya.
Puasa pada zaman Nabi Nuh dilakukan sebagai tanda syukur kepada Allah SWT atas keselamatan dirinya dan umatnya dari badai dan banjir.
Pada saat yang sama, ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah pada masa Hijrah, beliau melihat bahwa umat Yahudi juga berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Kemudian Muhammad bertanya kepada salah satu dari mereka tentang alasan puasa, dan orang-orang Yahudi menjawab bahwa mereka berpuasa sebagai bentuk syukur karena Tuhan telah menyelamatkan Nabi Musa (AS) dan kaumnya dari serangan Firaun. Kemudian Nabi Musa AS berpuasa pada tanggal 10 bulan Muharram sebagai bentuk syukur kepada Allah.
Kemudian Nabi Muhammad SAW menjelaskan kejadian tersebut kepada umatnya dan memerintahkan umat Islam juga untuk berpuasa pada tanggal 10 Muharram.
Sebelumnya, siapa pun yang ingin berpuasa boleh melakukannya, dan siapa pun yang ingin berbuka diperbolehkan dan hanya perlu memberi kompensasi dengan memberi makan orang miskin. Namun pada akhirnya, Allah memerintahkan semua orang sehat yang tidak dalam perjalanan untuk berpuasa dan mereka yang tidak bisa memilih untuk berpuasa sampai matahari terbenam. Bagi yang sudah lanjut usia, tetap diberikan pengecualian untuk berbuka puasa dengan syarat tetap memberi makan kepada fakir miskin. Ini disebutkan dalam ayat tertulis:
Siapa pun yang menyaksikan bulan di antara kamu, biarkan dia mengikatnya
“Barangsiapa di antara kamu (di negeri tempat tinggalnya) pada bulan itu, hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.”
Sebelum turunnya ayat yang mewajibkan puasa Ramadhan, umat Islam biasa berpuasa pada tanggal 10 Muharram atau yang dikenal dengan hari Asyura.
Pertama kali umat Islam diwajibkan berpuasa oleh Allah SWT terjadi pada tahun kedua Hijriah. Saat itu, Nabi Muhammad SAW baru saja mendapat perintah untuk mengubah arah kiblat dari Baitul Maqdis di Palestina menuju Masjid Raya Mekkah.
Namun, pelaksanaan puasa Ramadhan yang wajib bagi umat Islam dilakukan secara bertahap. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW.
Ayat yang menegaskan kewajiban puasa Ramadhan terdapat dalam Al-Qur’an, yaitu Surat Al-Baqarah ayat 183.
Allah SWT telah berfirman:
Kamu orang-orang yang beriman diwajibkan berpuasa seperti orang-orang yang sebelum kamu diwajibkan berpuasa agar kamu bertakwa.
Artinya: Kamu yang beriman diperintahkan untuk berpuasa sebagaimana diperintahkan orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa kepada Allah. (QS. Al Baqarah: 183).
Mengapa awal dan akhir Ramadan selalu berbeda?
Perbedaan awal dan akhir Ramadhan terjadi karena adanya perbedaan cara penentuan penanggalan Hijriah yang digunakan oleh masing-masing negara atau daerah. Kalender Hijriah didasarkan pada siklus bulan, jadi awal dan akhir Ramadhan bergantung pada pengamatan bulan baru atau perhitungan astrologi.
Beberapa negara atau wilayah menggunakan pengamatan langsung terhadap bulan baru untuk menentukan awal dan akhir Ramadhan, sementara yang lain menggunakan perhitungan astrologi berdasarkan perhitungan matematis yang rumit. Oleh karena itu, mungkin ada perbedaan waktu antar negara atau wilayah.
Selain itu, perbedaan waktu awal dan akhir Ramadhan juga dapat disebabkan oleh perbedaan garis bujur, sehingga terdapat perbedaan waktu terbit dan terbenamnya matahari antar wilayah tersebut. Ini juga dapat mempengaruhi waktu awal dan akhir Ramadhan di daerah tersebut.
Namun perbedaan antara awal dan akhir Ramadhan tidak mengurangi makna dan pentingnya puasa Ramadhan. Di sisi lain, puasa Ramadhan tetap merupakan bentuk ibadah yang dilakukan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan cara untuk memperbaiki diri. Wallahu a’lam bish-shawab.
Dalam menyambut Ramadhan kali ini, tentunya banyak kebutuhan tak terduga mulai dari membeli makanan sahur/iftur, kebutuhan rumah tangga, kebutuhan ibadah seperti tikar, mukena dan lain sebagainya. Manfaatkan berbagai barang berharga seperti televisi, handphone, laptop, kamera dan barang elektronik lainnya yang memiliki nilai ekonomis sebagai sumber dana darurat. Manfaatkan Toko Elektronik Pegadaian untuk menyambut Ramadhan yang lebih siap finansial. Ayo, ke Pegadaian sekarang!
Puasa Ramadhan memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak zaman Nabi Adam hingga kini. Perkembangannya sangat signifikan dan dipengaruhi oleh kebudayaan dan agama di berbagai penjuru dunia. Kini, puasa Ramadhan menjadi salah satu tradisi yang dijalankan oleh umat Islam di seluruh dunia sebagai bentuk pengabdian dan meningkatkan keimanan. Pelajari lebih lanjut tentang tradisi Ramadhan dan penuhi kebutuhanmu di Indopulsa.