Menurut laporan BI, kenaikan harga properti terbatas di kuartal I 2023. Hal ini disebabkan oleh situasi ekonomi yang belum stabil dan masih terdampak pandemi COVID-19. Namun, BI memperkirakan bahwa kondisi ini akan membaik di kuartal II dan III 2023. Bagi Anda yang ingin berinvestasi di sektor properti, sebaiknya menunggu hingga situasi ekonomi membaik dan harga stabil kembali.
IndoPulsa.Co.id – BI : Kenaikan Harga Properti Terbatas di Kuartal I 2023
Blog Indo Pulsa – Bank Indonesia (BI) melaporkan hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang menunjukkan harga properti residensial di pasar utama pada triwulan I 2023 akan mengalami kenaikan terbatas.
Hal tersebut tercermin dari kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan I 2023 sebesar 1,79% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 2,00% (yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Perhubungan Erwin Haryono mengatakan kenaikan IHPR yang masih terbatas terutama terjadi pada rumah tipe menengah sebesar 2,76% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2022 sebesar 3,22% (yoy).
Harga rumah tipe kecil dan besar juga meningkat terbatas sebesar 1,77% (yoy) dan 1,36% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2022 sebesar 2,08% (yoy) dan 1,43% (yoy).
“Secara spasial, pergerakan indeks harga rumah yang melambat pada triwulan I 2023 terutama terjadi di Kota Pontianak, Yogyakarta, dan Surabaya,” jelas Erwin seperti dikutip Rabu, 17 Mei 2023.
Dari sisi penjualan, kata dia, hasil survei menunjukkan penjualan properti residensial di pasar induk pada kuartal I 2023 mengalami penurunan secara tahunan.
Hal ini tercermin dari penjualan properti residensial yang terkontraksi 8,26% (yoy) menyusul pertumbuhan positif 4,54% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Menurut dia, penurunan penjualan pada kuartal I 2023 disebabkan kontraksi penjualan rumah kecil dan besar masing-masing sebesar 15,64% (yoy) dan 6,25% (yoy).
Lanjutnya, pada triwulan I 2023, pembiayaan non bank tetap menjadi sumber utama pembiayaan pengembangan real estate perumahan oleh pengembang. 73,31% dari total kebutuhan modal untuk pembangunan proyek perumahan berasal dari dana internal.
Sementara dari sisi konsumen, skema pembiayaan KPR masih menjadi pilihan utama untuk pembelian properti residensial dengan porsi 74,83% dari total pembiayaan, diikuti secara tunai bertahap 17,90% dan tunai 7,27%.
Bisnis Intelligence (BI) dapat membantu memprediksi kenaikan harga properti di kuartal I 2023. Namun, kenaikan harga terbatas karena pandemi. Kunci sukses bisnis properti tetap memahami tren dan pola pasar. Lihat solusi BI di Indopulsa.