Indopulsa.co.id – Cara menghitung suku bunga KPR fixed dan floating untuk cicilan.
#Cara #menghitung #suku #bunga #KPR #fixed #dan #floating #untuk #cicilan
Berapa tingkat bunga hipotek? Sebagai salah satu keputusan finansial terbesar dalam hidup, membeli rumah membutuhkan pertimbangan yang matang. Salah satu hal yang paling penting untuk dipertimbangkan adalah suku bunga hipotek. Suku bunga hipotek adalah suku bunga yang harus Anda bayarkan atas pinjaman dari bank untuk membeli rumah.
Suku bunga hipotek adalah salah satu faktor terpenting yang harus dipikirkan sebelum memutuskan untuk membeli rumah. Pasalnya, tingkat bunga KPR mempengaruhi jumlah yang harus dibayarkan untuk pembelian rumah Anda. Lalu berapa tingkat bunga KPR? Setiap bank memiliki suku bunga KPR yang berbeda. Jadi Anda harus bisa memilih suku bunga KPR yang tepat. Jika Anda baru bergabung dengan keluarga baru dan berencana membeli rumah, simak tips dan trik membeli rumah pertama terlebih dahulu!
Selain itu, merupakan ide bagus untuk mengetahui cara menghitung bunga pinjaman hipotek. Dengan cara ini, Anda bisa membeli rumah idaman sesuai dengan kemampuan finansial Anda. Sederhana saja, artikel ini akan memandu Anda tentang cara menghitung suku bunga KPR dan bunga pinjaman. Selamat membaca!
Apa itu hipotek?
Sebelum masuk ke suku bunga KPR, ada baiknya Anda mempelajari tentang KPR. KPR adalah singkatan dari Kredit Pemilikan Rumah. yang merupakan jenis pinjaman yang ditujukan untuk pembiayaan pembelian rumah. Awalnya, KPR pertama kali diterbitkan oleh Bank Tabungan Negara (BTN) pada 10 Desember 1976. Namun saat ini, selain BTN, banyak bank lain yang juga memberikan KPR, baik itu bank pemerintah, bank swasta nasional, maupun bank asing.
Dengan hipotek, Anda tidak perlu membayar harga penuh rumah di awal pembelian. Hanya dengan memberikan uang muka, Anda dapat memiliki rumah impian Anda dan membayar kembali sisanya ke bank dengan cicilan bulanan untuk jangka waktu hipotek yang telah ditentukan, biasanya antara 5-30 tahun.
Berapa tingkat bunga hipotek?
Suku bunga hipotek adalah suku bunga yang harus dibayar oleh pembeli rumah sebagai bunga atas pinjaman yang diperoleh dari bank. Tingkat bunga hipotek ini akan mempengaruhi jumlah yang harus Anda bayarkan setiap bulan selama masa pinjaman. Dengan demikian, hal itu juga akan mempengaruhi jumlah total yang Anda bayarkan selama masa pinjaman.
Suku bunga hipotek umumnya bervariasi antara bank dan lembaga keuangan lainnya. Jadi, Anda harus membandingkan setiap bank yang menawarkan KPR. Pastikan sesuai dengan kebutuhan dan manfaat Anda. Selain itu, perhitungan suku bunga KPR juga berbeda-beda tergantung dari jenis suku bunga KPR. Di Indonesia, ada beberapa jenis suku bunga KPR yang perlu Anda ketahui. Baca lebih lanjut di bawah ini!
3 Jenis Bunga KPR di Indonesia
Ketika Anda memutuskan untuk membeli rumah dengan KPR, Anda perlu mempertimbangkan beberapa hal, salah satunya adalah jenis bunga KPR. Ada 4 jenis bunga KPR yang bisa Anda pilih, yaitu fixed interest, floating interest, capped interest, dan prime credit interest rate.
Setiap jenis bunga memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Di bawah ini adalah gambaran lengkap mengenai 4 jenis bunga KPR dan manfaatnya.
- Tarif tetap
Bunga tetap adalah jenis bunga hipotek yang dibebankan kepada peminjam untuk jangka waktu tertentu dengan patokan tertentu. Misalnya, suku bunga ditetapkan sebesar 6% selama satu tahun. Artinya, suku bunga tetap sebesar 6% pada tahun pertama meskipun suku bunga berfluktuasi di pasar. Keuntungan dari bunga tetap adalah Anda dapat memperkirakan jumlah cicilan bulanan Anda dengan pasti karena suku bunga tidak berubah selama jangka waktu tetap.
- Tingkat mengambang
Bunga mengambang adalah jenis bunga KPR yang diterapkan kepada peminjam mengikuti fluktuasi suku bunga acuan (BI rate). Bank biasanya menerapkan bunga majemuk pada produk KPR.
Keuntungan bunga floating adalah Anda dapat memanfaatkan suku bunga pasar yang lebih rendah dan membayar cicilan dengan lebih mudah. Namun, bunga yang dibebankan dapat berubah mengikuti fluktuasi suku bunga referensi, sehingga Anda harus siap menanggung risiko kenaikan suku bunga.
Contoh: Pinjaman dari Bank X dengan tenor 10 tahun sebesar Rp. 500 juta dan suku bunga floating yang mengacu pada BI rate. Pada saat mengajukan pinjaman, BI rate adalah 6%.
- Setahun kemudian, BI rate naik menjadi 8%. Artinya, bunga yang dibebankan kepada peminjam juga meningkat menjadi 8 persen.
- Setiap bulan, peminjam harus membayar cicilan yang terdiri dari pokok dan bunga. Jika bunga meningkat, cicilan bulanan juga akan meningkat.
- Proses ini akan terus berlangsung selama tenor pinjaman, dimana bunga yang dikenakan akan mengikuti fluktuasi BI rate.
- Bunga berjubah
Bunga terbatas adalah jenis bunga hipotek yang dibatasi. Misalnya, jika Anda mendapatkan capped interest sebesar 10%, maka bunga yang dibebankan kepada Anda akan berfluktuasi sesuai pasar namun maksimal sebesar 10%. Keuntungan dari capped interest adalah Anda dapat membatasi jumlah bunga yang dibebankan dan mengurangi risiko akrual bunga.
Contoh: Misalnya, suku bunga saat ini adalah 8% dan bank menawarkan suku bunga terbatas sebesar 10%. Jadi ketika suku bunga naik menjadi 12%, bank akan menerapkan bunga maksimal hingga 10% untuk cicilan Anda.
Setiap jenis bunga KPR memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sebelum memutuskan untuk memilih suku bunga KPR, Anda perlu mempertimbangkan tingkat suku bunga yang mampu Anda bayar, fluktuasi suku bunga pasar, dan jangka waktu pinjaman.
Cara Menghitung Bunga KPR
Di bawah ini adalah semua yang perlu Anda ketahui tentang cara menghitung bunga hipotek. Di sini, kami akan menjelaskan cara menghitung dan mensimulasikan setiap jenis KPR. Mari kita lihat!
- Bunga tetap
Bunga tetap adalah jenis bunga hipotek yang tidak berubah selama jangka waktu atau periode pembayaran. Tingkat bunga tetap dihitung dengan rumus:
Angsuran/Bulan = Pinjaman x Bunga Tetap x Tenor dalam Tahun / Tenor dalam Bulan
Contoh kasus:
Misalnya Viktor membeli rumah seharga Rp 700 juta dan hanya bisa membayar uang muka Rp 100 juta, maka Viktor meminjam Rp 600.000.000 dengan bunga tetap 12% per tahun dan jangka waktu 10 tahun. Maka besarnya cicilan perbulan yang harus dibayar adalah :
Perhitungan:Angsuran bunga bulanan = Rp 600.000.000 x 12% x 10 / 120 = 6.000.000 Angsuran bulanan = Rp 5.000.000 + Rp 6.000.000 = 11.000.000 |
Jadi setiap bulan Victor harus membayar cicilan bulanan sebesar Rp 11.000.000.
- bunga mengapung
Bunga mengambang adalah jenis bunga hipotek yang berubah sesuai dengan pergerakan suku bunga pasar. Suku bunga ini biasanya lebih rendah dari bunga tetap, tetapi juga lebih berisiko karena suku bunga dapat naik dalam waktu singkat.
Angsuran/Bulan = Pinjaman x Bunga Tetap x Jangka Waktu dalam Tahun / Total Jangka Waktu dalam Jumlah Bulan
Contoh kasus:
Harga nominal rumah yang sama adalah Rp. 700.000.000 dan Rp. 100.000.000 dengan uang muka. Contohnya, Victor menggunakan sistem bunga floating rate sebesar Rp. Pinjam 600.000.000. Bunga tetap adalah 9% untuk 3 tahun pertama dan 10% untuk tahun 4 sampai 10. Maka besarnya bunga yang harus dibayar selama 3 tahun pertama adalah :
Estimasi perhitungan untuk 3 tahun pertama dan tahun ke-4:Cicilan pokok bulanan : Rp 5.000.000 Estimasi cicilan 3 tahun pertama : Bunga per bulan : Rp 600.000.000 x 9% x 10% / 120 = Rp 4.500.000 Estimasi cicilan bulanan mulai Rp 0.905 dan perkiraan bunga cicilan yang harus dibayar selama 4 sampai dengan 10 tahun dengan menggunakan rumus suku bunga mengambang : : Bunga per bulan: (Jumlah pinjaman -( (n bulan -1) x bunga pinjaman)) x suku bunga % / jumlah bulan cicilan Angsuran bulan ke-37 Rp 600.000.000 – ((37-1) x 5.000.000)) x 10 % /120 = Rp 5.040.000 Estimasi cicilan bulan ke 37 mulai Rp 10.040.000. *Estimasi perhitungan kemudian dapat direplikasi dengan menyesuaikan bulan. |
- bunga Dibatasi
Suku bunga yang dibatasi adalah jenis bunga hipotek yang memiliki suku bunga atau batas maksimum, tetapi jika suku bunga pasar di bawah batas, suku bunga hipotek akan menjadi suku bunga pasar. Suku bunga ini memiliki risiko lebih kecil daripada bunga mengambang tetapi lebih dari bunga tetap. Prinsip perhitungannya tetap sama dengan prinsip perhitungan floating interest. Perbedaan utamanya terletak pada adanya batas atas persentase bunga yang dikenakan, misalnya 10%.
Pilih bunga dengan bijak, kunci pencegahan utang!
#Cara #menghitung #suku #bunga #KPR #fixed #dan #floating #untuk #cicilan Cara menghitung suku bunga KPR fixed dan floating untuk cicilan.