Maybank Indonesia berhasil mencatatkan laba kotor sebesar Rp 750 miliar pada kuartal pertama tahun 2021. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kredit dan pendapatan bunga, serta pengendalian biaya yang baik. Maybank Indonesia berharap dapat terus memperkuat kinerja keuangan dan memenuhi kebutuhan nasabah di tengah situasi pandemi yang masih berlangsung.
IndoPulsa.Co.id – Maybank Bukukan Laba Kotor Rp 750 Miliar
Blog Indo Pulsa – PT Bank Maybank Indonesia, Tbk (BNII) melanjutkan kinerja positifnya di kuartal I 2023. Hal itu tercermin dari Laba Sebelum Pajak (PBT) perseroan yang meningkat 33,3% menjadi Rp 750 miliar dibandingkan periode tahun lalu sebesar Rp 562 miliar.
Peningkatan PBT sendiri ditopang oleh peningkatan pendapatan pada komposisi aset produktif, khususnya pembiayaan segmen korporasi dan ritel yang meningkat di tengah pemulihan ekonomi Indonesia.
Selain itu, Bank juga membukukan peningkatan fee income, terutama dari transaksi Global Market (GM) terkait dengan kembali bergairahnya pasar, penguatan kinerja anak perusahaan, dan perbaikan kualitas aset.
Laba Setelah Pajak dan Kepentingan Non Pengendali (PATAMI) tercatat sebesar Rp566 miliar, naik 45,7% dari Rp388 miliar tahun lalu.
Hal ini terkait dengan peningkatan pendapatan dari komposisi aset Bank sehingga Net Interest Income/NII tercatat meningkat sebesar 6,7% YoY dan Net Interest Margin/NIM meningkat sebesar 35 basis poin menjadi 5,1% YoY.
Fee based income atau Non-Interest Income juga meningkat 20,7% menjadi Rp 574 miliar dari Rp 475 miliar tahun lalu, karena pendapatan fee Global Markets yang meningkat 98,7% menjadi Rp 101 miliar dari Rp 51 miliar di tengah hebohnya pasar.
Selain itu, Bank juga membukukan peningkatan pendapatan asset recovery fee (Bank saja) mencapai lebih dari 7x lipat menjadi Rp142 miliar sebagai upaya Bank meningkatkan aset secara intensif di tahun lalu.
Di tengah pasar yang menguat sepanjang kuartal pertama 2023, Bank membukukan kenaikan fee based income sebesar 30,6% secara triwulanan.
Bank mencatatkan total kredit meningkat 7,7% pada triwulan I 2023 menjadi Rp107,22 triliun dari Rp99,52 triliun didukung oleh pertumbuhan kredit CFS Retail sebesar 14,6% menjadi Rp40,10 triliun dari Rp34,98 triliun, dan kredit Perbankan Global yang meningkat 11,4% menjadi 39,29 triliun triliun Rp 35,26 triliun tahun lalu.
Kredit CFS Ritel tumbuh di semua segmen yaitu, pembiayaan otomotif anak perusahaan tumbuh 26,1% menjadi Rp20,54 triliun dari Rp16,29 triliun, bisnis kartu kredit & KTA tumbuh 20,6% YoY dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tumbuh 2,2% YoY.
Kredit CFS Non Ritel mencatatkan penurunan 5,0% menjadi Rp27,83 triliun dari Rp29,28 triliun karena segmen Business Banking mengalami penurunan 14,6%, sementara kredit segmen SME+ relatif stabil.
Namun, kredit segmen Small Medium Retail (RSME) tetap tumbuh sebesar 2,3% menjadi Rp12,74 triliun dari Rp12,46 triliun.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria, mengatakan Maybank Indonesia telah memulai kegiatan usahanya di tahun 2023 dengan membukukan hasil positif melalui pertumbuhan yang kuat di semua segmen bisnis selama kuartal pertama tahun ini.
Di tengah tantangan ekonomi global, lanjutnya, perseroan mencatatkan pertumbuhan pembiayaan segmen ritel, UKM, dan korporasi sejalan dengan daya beli masyarakat yang berangsur membaik dan aktivitas bisnis di Indonesia kembali normal. Maybank Indonesia juga akan terus berupaya menyeimbangkan komposisi simpanan nasabah untuk mengelola pembiayaan secara lebih efisien dan memperkuat fundamental Bank.
“Selain itu, ke depannya, kami akan terus menerapkan strategi M25+ yang antara lain mencakup transformasi untuk mengakselerasi kapabilitas digital UKM dan mengedepankan solusi kekayaan syariah,” ujar Taswin dalam keterangannya, Jumat, 28 April 2023. .
Sementara itu, total simpanan nasabah turun 2,2% menjadi Rp103,61 triliun dari Rp105,98 triliun seiring dengan strategi berkelanjutan yang diterapkan Bank untuk mengoptimalkan pembiayaan murah melalui penggunaan layanan digital dalam menghimpun dana nasabah.
Terkait dengan strategi tersebut, Bank menyatakan giro meningkat 19,6% menjadi Rp32,54 triliun dari Rp27,22 triliun, sedangkan simpanan turun 6,7% dan deposito turun 11,0%.
Namun, Bank menyatakan bahwa rasio CASA meningkat menjadi 51,9% pada Maret 2023 dari 47,1% pada Maret 2022.
Di tengah situasi bisnis yang membaik, Bank melanjutkan berbagai aktivitas bisnis, termasuk aktivitas customer engagement, site visit dan berbagai program kampanye.
Hal ini menyebabkan biaya perjalanan, outsourcing dan pemasaran meningkat sebesar 2,4%, serta biaya personalia sebesar 7,0% karena inisiatif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Dengan begitu, Bank mencatat kenaikan biaya overhead sebesar 4,7% menjadi Rp 1,45 triliun. Kenaikan biaya overhead tetap terkendali dan pada saat yang sama memastikan bahwa biaya tersebut dapat berkontribusi pada peningkatan pendapatan.
Sedangkan dari sisi kualitas aset pada triwulan I tahun 2023 terus membaik, hal ini menyebabkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) turun sebesar 16,9%.
Saldo NPL tercatat menurun sebesar 8,8% YoY dan rasio Kredit Berisiko/LAR (Bank saja) meningkat menjadi 12,1% pada Maret 2023 dari 17,5% pada tahun sebelumnya.
Rasio NPL/NPL konsolidasi meningkat menjadi 3,4% (gross) dan 2,3% (net) pada Maret 2023 dari 3,9% (gross) dan 2,8% (net) pada Maret 2022.
Loan to Deposit Ratio/LDR (Bank saja) tercatat pada tingkat yang sehat sebesar 88,2% pada Maret 2023 dari 82,0% pada Maret 2022. Liquidity Coverage Ratio/LCR (Bank saja) tercatat sebesar 174,2% pada Maret 2023, di atas minimum persyaratan peraturan 100%
Capital Adequacy Ratio (CAR) tetap kuat, sebesar 29,1% per Maret 2023, dengan total modal Rp 28,85 triliun pada akhir Maret 2023.
Presiden Komisaris Maybank Indonesia, Dato’ Khairussaleh Ramli menambahkan melalui akselerasi digital, peningkatan fokus bisnis pada customer centricity, mengutamakan fokus pasar regional, dan memperluas bisnis perbankan Syariah serta aspek keberlanjutan Bank, diharapkan dapat meningkatkan kinerja Maybank Indonesia. kinerja di masa mendatang.
“Maybank Indonesia merupakan bagian penting dari program transformasi yang tercakup dalam strategi M25+, dimana melalui implementasi Strategic Program (SP) 7 bertujuan untuk meningkatkan bisnis Maybank di Indonesia dan seperti SP lainnya, diharapkan dapat berdampak langsung pada peningkatan kinerja bisnis dan operasional, serta kemampuan Bank,” ujar Dato’ Khairussaleh Ramli.
Maybank Indonesia baru saja mengumumkan laba kotor sebesar Rp 750 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang positif dan menjanjikan bagi bank tersebut. Bagi Anda yang ingin memperoleh kemudahan dalam transaksi perbankan, kunjungi https://www.indopulsa.co.id.