Indonesia berhasil mencatatkan neraca perdagangan surplus US$ 5,48 miliar pada bulan Januari 2021. Ini merupakan angka yang mengesankan mengingat pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di Indonesia. Surplus ini diperoleh dari ekspor sebesar US$ 14,76 miliar dan impor sebesar US$ 9,28 miliar. Dengan angka surplus ini, Indonesia berhasil menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS meskipun masih berada di level tertinggi sepanjang masa. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih mampu menjaga stabilitas ekonomi meskipun tantangan yang dihadapi.
IndoPulsa.Co.id – Neraca Perdagangan RI Surplus US$ 5,48 Miliar
Blog Indo Pulsa – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2023 kembali mencatat surplus sebesar US$5,48 miliar.
Deputi Statistik Produksi M. Habibullah mengatakan, neraca perdagangan Indonesia hingga Februari 2023 surplus selama 34 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Lebih lanjut, surplus neraca perdagangan tersebut ditopang oleh surplus neraca komoditas nonmigas sebesar US$ 1,22 miliar. Disumbang oleh komoditi Bahan Bakar Mineral, Lemak dan Minyak Hewan/Nabati serta Besi dan Baja.
“Sementara itu, neraca perdagangan komoditas migas menunjukkan defisit USD 1,22 miliar, terutama komoditas penyumbang defisit yaitu minyak mentah dan hasil minyak,” kata Habibullah, Rabu, 15 Maret 2023.
Ia mengungkapkan, tiga negara dengan surplus perdagangan nonmigas terbesar bagi Indonesia, yakni Amerika Serikat, mencatat surplus US$1,328 miliar pada komoditas mesin dan peralatan listrik serta bagiannya, pakaian dan asesorisnya (non rajutan). , serta pakaian dan aksesoris (rajutan). .
Kemudian, India mengalami surplus sebesar US$1,081 miliar dengan komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, serta bijih logam, terak dan abu. Selanjutnya, China memiliki surplus sebesar US$999,8 miliar dengan penyumbang surplus terbesar adalah besi dan baja, bahan bakar mineral, serta lemak dan minyak hewan/nabati.
Selain itu, untuk tiga negara dengan defisit terbesar yaitu Australia sebesar US$400,4 juta dengan komoditas utama biji-bijian, logam mulia dan perhiasan/permata, serta bahan bakar mineral. Thailand defisit US$342,1 juta dengan komoditas utama gula dan kembang gula, mesin dan peralatan mekanik dan suku cadang, kemudian kendaraan dan suku cadang.
Terakhir, Brasil mengalami defisit US$158,8 juta, dengan komoditas utama ampas dan limbah dari industri makanan, biji-bijian dan bijih logam, terak dan abu.
Indonesia membukukan Neraca Perdagangan Surplus US$ 5,48 Miliar pada bulan Desember 2020. Ini menandai surplus kedua berturut-turut bagi Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa perekonomian Indonesia masih stabil dan berpotensi untuk mencapai pertumbuhan yang lebih baik. Kunjungi Indopulsa.co.id untuk informasi lebih lanjut tentang keuangan Indonesia.