Perbankan AS kembali terguncang dengan adanya skandal hukum yang menjerat JPMorgan. Sebuah klaim hukum menyatakan bahwa bank tersebut terlibat dalam penggelapan uang kelam kabut di Malaysia dan lainnya. Akibatnya, reputasi JPMorgan pun dipertanyakan dan para investor menjadi khawatir. Bank ini sendiri masih menyatakan siap memberikan kerjasama sepenuhnya selama proses investigasi berjalan.
IndoPulsa.Co.id – Perbankan AS terguncang, JPMorgan terjebak dalam skandal hukum
Blog Indo Pulsa – Perbankan di Amerika Serikat (AS) terus mengalami kejutan. Setelah runtuhnya beberapa bank ternama seperti Silicon Valley Bank (SVB), kini datang kabar buruk dari JPMorgan. Bank terbesar di AS ini dilaporkan menghadapi tuntutan hukum dari nasabahnya.
Dikutip dari Yahoo Finance, Senin 27 Maret 2023, JPMorgan dikabarkan menghadapi gugatan karena diduga membobol brankas dan menjual perhiasan, serta properti kliennya senilai US$10 juta dolar di dalamnya.
Kliennya adalah pasangan Jorge dan Stella Araneta, yang tinggal di Filipina. Namun, mereka memiliki apartemen di Manhattan dan mengatakan bahwa JPMorgan mengirimkan tagihan untuk brankas mereka ke alamat yang salah. Itu sebabnya mereka melakukan pembayaran.
Pasangan itu mengatakan bahwa meskipun membersihkan rekening bank mereka, dua dari brankas mereka dibobol dan isinya akhirnya dilelang. “Dilelang untuk sebagian kecil dari nilainya,” tulis pasangan itu di Yahoo Finance.
Bahkan, mereka menggugat JPMorgan tahun lalu. Pasalnya, harta benda mereka yang berjumlah beberapa juta dolar, termasuk perhiasan dan logam mulia dijual tanpa sepengetahuan mereka karena kesalahan bank.
Kemudian baru saja, seorang Hakim Distrik AS menolak sebagian dari tuntutan hukum di bawah undang-undang perbankan New York. Namun, hakim mengizinkan kelalaian dan tuduhan lain terhadap JPMorgan untuk dilanjutkan.
Menanggapi hal tersebut, dalam pengajuan pengadilan, JPMorgan membantah tuduhan kesalahan Jorge dan Stella Araneta.
“Dalam pengajuan April lalu Stella Araneta tidak melakukan pembayaran ke brankas tertentu selama beberapa tahun,” tulis JPMorgan.
Bank telah mengirimkan beberapa surat ke alamat yang tercatat untuknya, termasuk beberapa pengingat untuk melakukan pembayaran.
“Semua pengingat memperingatkan Araneta tentang kemungkinan konsekuensi dari tidak menindaklanjuti pembayaran,” kata bank tersebut.
Perbankan AS terguncang, dimana salah satu bank terbesar dunia, JPMorgan, tersandung dalam skandal hukum. Penyelesaian kasus yang melibatkan dugaan penggelapan dan manipulasi pasar ini diperkirakan mencapai miliaran dolar. Baca berita terkini di Indopulsa.co.id.