Risiko operasional merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipahami oleh setiap perusahaan. Risiko ini muncul akibat adanya kegagalan atau kesalahan dalam perencanaan, pelaksanaan, atau pengawasan proses operasional. Dalam dunia bisnis yang sangat dinamis, risiko operasional bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
Penyebab risiko operasional bisa bermacam-macam, mulai dari kesalahan manusia, kegagalan sistem, hingga bencana alam. Contoh kasus risiko operasional yang sering terjadi adalah kebocoran data pribadi, gangguan sistem IT, atau kehilangan barang inventaris. Dampak dari risiko operasional ini bisa sangat merugikan perusahaan, baik secara finansial maupun citra.
Untuk mengatasi risiko operasional, perusahaan harus memiliki sistem manajemen risiko yang baik. Hal ini meliputi identifikasi risiko, analisis risiko, serta langkah-langkah mitigasi yang tepat. Selain itu, penting juga untuk memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas, serta melibatkan semua pihak terkait dalam pengelolaan risiko operasional.
Maka dari itu, sangat penting bagi setiap perusahaan untuk memahami risiko operasional dan bagaimana menanganinya. Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang penyebab risiko operasional, memberikan beberapa contoh kasus yang relevan, serta memberikan tips dan langkah-langkah untuk mengatasi risiko operasional.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan pemahamanmu tentang risiko operasional. Mari kita simak artikel ini sampai selesai dan temukan bagaimana cara terbaik untuk melindungi perusahaan dari risiko yang mungkin terjadi.
IndoPulsa.Co.id – Risiko Operasional: Memahami Penyebab, Contoh dan Penanganannya
Dalam menjalankan suatu bisnis, risiko operasional merupakan hal yang perlu diantisipasi untuk menghindari potensi kerugian.
Risiko operasional merupakan sesuatu yang terkadang tidak terduga dalam pelaksanaan suatu bisnis. Oleh karena itu, penting untuk melakukan antisipasi dalam pengelolaan kegiatan usaha.
Kemungkinan kerugian dalam bisnis dapat diperkirakan dari sisi teknis hingga kesalahan manusia.
Jadi, manajemen keuangan bisnis hal tersebut tidak akan terpengaruh dan berdampak negatif terhadap margin keuntungan usaha.
Untuk lebih memahami risiko operasional, yuk simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
Apa itu Risiko Operasional?
Risiko operasional merupakan gangguan pada kegiatan operasional yang dapat menimbulkan kerugian dan mempengaruhi kelangsungan usaha.
Gangguan yang dimaksud biasanya mencakup proses internal, sistem, kebijakan, dan faktor eksternal.
Dalam manajemen bisnis, risiko operasional mengacu pada pengelolaan ancaman atau gangguan dalam suatu perusahaan.
Meski dapat mengancam keberlangsungan bisnis, namun risiko operasional bukanlah sesuatu yang perlu ditakutkan.
Bisnis di berbagai industri memiliki risiko operasional tersendiri yang dapat diantisipasi dan diatasi melalui manajemen risiko operasional yang efektif.
Faktor Risiko Operasional
Pada dasarnya risiko operasional merupakan suatu potensi gangguan atau ancaman terhadap suatu bisnis yang berbeda dengan risiko lain yang berbeda.
Oleh karena itu, faktor penyebabnya juga berbeda dengan risiko bisnis keuangan. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko operasional yang umum ditemukan dalam praktik bisnis:
- Kesalahan dalam pengoperasian instrumen.
- Entri data yang salah ke dalam sistem.
- Kesalahan manusia selama produksi.
- Gangguan eksternal di luar kendali perusahaan, misalnya bencana alam.
Baca juga: Pelajari Contoh Rencana Bisnis Sederhana dan Cara Membuatnya
Contoh Risiko Operasional
Risiko operasional merupakan suatu keadaan yang mempunyai banyak bentuk dan dapat terjadi secara tidak terduga. Beberapa contoh risiko operasional adalah:
1. Kesalahan Sistem Komputer
Penggunaan teknologi dalam menjalankan suatu usaha mempunyai resiko mengalami gangguan atau hambatan berupa kesalahan sistem komputer.
Kesalahan yang terjadi pada sistem komputer merupakan hal yang biasa terjadi. Peralatan yang sudah tua dan ketinggalan jaman serta peralatan TI berkualitas rendah sering kali mengganggu operasional bisnis.
2. Kecelakaan di Tempat Kerja
Kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja merupakan salah satu contoh risiko operasional yang sering ditemui.
Umumnya kecelakaan kerja terjadi karena fitur keselamatan yang masih kurang baik. Jika tidak segera diatasi, hal ini dapat membahayakan keselamatan pekerja.
Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan prinsip dasar keselamatan sesuai anjuran dan menggunakan kompensasi agar karyawan merasa aman dalam bekerja.
3. Ketidaktelitian dalam Pembukuan
Secara umum, risiko operasional adalah sesuatu yang mencakup berbagai jenis gangguan dari aktivitas operasional, termasuk kesalahan manusia.
Salah satu risiko yang dapat mempengaruhi penyusunan laporan keuangan adalah ketidaktepatan pegawai dalam melaksanakan akuntansi.
Kesalahan yang jenisnya kecil akan sulit dideteksi sehingga dapat menghambat operasional bisnis.
4. Kecurangan atau Penipuan
Urusan operasional tidak bisa lepas dari kecurangan atau penipuan, baik yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan.
Penipuan dari dalam suatu perusahaan biasanya melibatkan penyalahgunaan Propertipemalsuan laporan keuangan, dan korupsi.
Di sisi lain, risiko operasional eksternal dapat berupa penipuan dari pihak ketiga, kejahatan dunia maya, dan pencurian aset.
5. Kesalahan Manufaktur
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, risiko operasional merupakan suatu gangguan yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor dari dalam atau luar perusahaan.
Salah satu contoh yang sering ditemukan adalah kesalahan produksi. Biasanya kesalahan ini terlihat dari banyaknya produk yang tidak laku di pasaran.
Komponen kesalahan produksi pada umumnya meliputi produk yang tidak memenuhi standar dan tingkat produksi yang melebihi permintaan pasar sehingga dapat menyebabkan perusahaan mengalami kerugian.
6. Masalah Teknis
Perusahaan yang mengandalkan teknologi dalam beroperasinya perlu mengantisipasi gangguan teknis, seperti:
- Mati listrik.
- Akses internet sulit.
- Infrastruktur server.
- Lisensi perangkat lunak.
- Kehadiran telepon kantor.
- Situs internet mati.
Masalah teknis yang berulang dapat mengganggu aktivitas operasional. Oleh karena itu, manajemen risiko operasional yang efektif perlu diterapkan.
7. Kerusakan Properti Fisik
Perusahaan di berbagai sektor tentunya mempunyai aset yang perlu dijaga dengan baik agar kegiatan operasional dapat terlaksana tanpa hambatan.
Sumber daya fisik yang terlibat dapat berupa server, inventaris kantor, bahkan alat berat yang dapat terganggu jika pemeliharaan tidak dilakukan dengan baik.
Selain rendahnya perawatan, risiko operasional berupa kerusakan properti dapat disebabkan oleh bencana alam dan aktivitas perusakan yang dilakukan oleh pihak lokal.
Baca juga: Contoh Laporan Keuangan Berdasarkan Jenisnya
Manajemen Risiko Operasional
Membangun manajemen risiko operasional merupakan suatu hal yang memerlukan tindakan strategis dan perlu mencakup berbagai aspek, mulai dari internal hingga eksternal.
Berikut beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam membangun manajemen risiko operasional bagi perusahaan:
1. Identifikasi
Identifikasi risiko operasional terlebih dahulu. Setelah bahaya teridentifikasi, jelaskan dan kumpulkan segala sesuatu yang dapat menyebabkan masalah.
Pengenalan risiko operasional merupakan hal yang perlu menjadi perhatian para pemangku kepentingan karena tidak semua kegiatan operasional dapat berjalan sesuai rencana.
2. Evaluasi
Setelah teridentifikasi, lakukan penilaian terhadap risiko operasional yang telah teridentifikasi. Gunakan Indikator Risiko Utama untuk melakukan penilaian sistematis.
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan, rencanakan risiko operasional akibat dampaknya terhadap perusahaan.
3. Kurangi
Langkah selanjutnya dalam manajemen risiko operasional adalah mitigasi. Di sinilah risiko-risiko yang telah teridentifikasi perlu diolah.
Proses yang dilakukan sebagai upaya mitigasi adalah otomatisasi atau manajemen tambahan untuk mengatasi risiko.
4. Manajemen
Pelacakan setiap risiko operasional sesuai Key Risk Indicator dapat menjadi acuan untuk memberikan perlindungan tambahan kepada perusahaan.
Dari analisis yang diperoleh nantinya dapat dilakukan identifikasi risiko operasional baru dan dapat membantu memastikan perkembangan terbaik perusahaan.
Itulah pembahasan mengenai risiko operasional dan perannya dalam menjamin kelangsungan bisnis.
Risiko operasional seringkali tidak terduga. Oleh karena itu, antisipasi kerugian juga perlu menjadi perhatian manajemen.
Jika perusahaan membutuhkan banyak uang untuk memenuhi kebutuhan operasional yang lebih baik, jangan ragu untuk mengajukan pinjaman melalui layanan tersebut CUPEDES dari Pegadaian.
Pengajuan pinjaman melalui KUPEDES mudah dan cepat dengan struktur pembayaran yang dapat disesuaikan dengan perilaku usaha.
Dapatkan pinjaman mulai Rp 20 juta hingga Rp 500 juta untuk sewa modal rendah dengan pembayaran bulanan tetap.
Jadi ayo lengkapi persyaratannya dan ajukan langsung ke cabang Pegadaian terdekat agar kebutuhan bisnismu segera terpenuhi!
Baca juga: Tambahkan: Identifikasi Tujuan, Cara Melakukannya, dan Hambatan
Risiko operasional adalah ancaman yang bisa merugikan keberlangsungan bisnis. Penyebabnya bisa berasal dari kesalahan manusia, teknologi, atau proses. Contoh risiko operasional meliputi kegagalan sistem, kehilangan data, atau kecurangan. Untuk mengatasinya, perusahaan perlu menerapkan kontrol internal yang ketat. Pelajari lebih lanjut di Indopulsa.co.id. [Link: Indopulsa.co.id]