Bos BRI, Sunarso, mengungkap lima hal penting dari kejatuhan salah satu raksasa MLM, SVB. Pertama, bisnis harus didukung oleh produk berkualitas. Kedua, sistem yang jelas dan transparan. Ketiga, fokus pada pelatihan dan pengembangan tim. Keempat, menghindari praktik pelanggaran hukum. Dan kelima, konsentrasi pada nilai jangka panjang bagi pelanggan dan karyawan.
IndoPulsa.Co.id – Bos BRI Ungkap Lima Hal Penting dari Kejatuhan SVB
Blog Indo Pulsa – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso mengatakan ada pelajaran yang bisa dipetik dari tumbangnya Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat (AS). Menurutnya, krisis perbankan global memberikan sentimen negatif bagi perbankan domestik.
Sunarso juga menjelaskan, ada lima pelajaran yang bisa diambil perbankan nasional dari kasus tumbangnya SVB. Pertama, Risiko Reputasi, BRI menganalisis bahwa pemberitaan tentang penjualan saham perusahaan oleh pejabat SVB dan terkait Unrealized Securities Losses sangat berdampak pada perbankan.
“Itu berimbas pada risiko reputasi. Pemberitaan Unrealized Losses juga menimbulkan kecemasan yang nyata,” jelas Sunarso dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bank BUMN dengan Komisi VI DPR, Selasa, 28 Maret 2023.
Kedua, terkait dengan risiko likuiditas. Sunarso menjelaskan, SVB tidak memiliki likuiditas yang cukup untuk kebutuhan jangka pendek.
“Memikirkan kasus SVB, penting bagi bank untuk mengatur jatuh tempo asetnya agar tidak terjadi mismatch,” kata Sunarso.
Ketiga, pelajari tentang risiko pasar. Pengaruh kenaikan Fed Funds Rate (FFR) dari 0,25% menjadi 4,75% menyebabkan kerugian yang belum direalisasi meningkat.
“Jadi aset mereka (SVB) berpotensi merugi. Potensi kerugiannya 15,4% dari modal,” ujarnya.
Pelajaran keempat, terkait dengan resiko konsentrasi. Klien SVB terkonsentrasi di sektor start-up dan teknologi. Maka BRI mengambil pelajaran untuk tidak mengumpulkan portofolio hanya dari satu sumber investasi saja.
“Makanya kami tidak mau mengumpulkan portofolio dalam satu keranjang saja, karena ini berbahaya,” ujarnya.
Kelima, tidak adanya fasilitas pembiayaan jangka pendek (FPJP) dari regulator. Kemudian, ada relaksasi kewajiban likuiditas rasio cakupan (LCR) dan rasio pendanaan stabil bersih (NSFR).
Bos BRI, Sunarso, mengungkap lima hal penting dari kejatuhan Saham Valas Bali (SVB). Dia menekankan pentingnya analisis risiko dan perlunya prinsip kehati-hatian dalam berinvestasi. Bagi kamu yang ingin berinvestasi aman dan menguntungkan, kunjungi Indopulsa sekarang juga.
Link: https://www.indopulsa.co.id